KOMPAS.com - Skleroderma adalah gangguan autoimun, yang disebabkan oleh produksi protein kolagen terlalu banyak dalam tubuh.
Skleroderma digambarkan sebagai kondisi di mana sistem kekebalan menyerang tubuh, karena secara keliru mengira jaringan sehat adalah zat asing atau infeksi. Sehingga, membuat jaringan sehat hancur.
Kondisi gangguan autoimun ini bisa terjadi dalam jangka panjang yang mempengaruhi kulit, jaringan ikat, dan organ dalam.
Scleroderma ini tidak menular.
Baca juga: 10 Makanan Sumber Kolagen Alami untuk Tubuh
Mengutip WebMD, skleroderma dapat mempengaruhi banyak bagian tubuh, seperti:
Selain itu, bisa juga muncul bercak seperti bekas luka di paru-paru dan ginjal.
Pembuluh darah mungkin juga bisa menebal dan berhenti bekerja sebagaimana mestinya.
Kondisi itu kemudian dapat menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan tekanan darah tinggi.
Baca juga: 6 Manfaat Suplemen Kolagen untuk Tubuh
Mengutip NHS, ada beberapa jenis skleroderma yang berbeda tingkat keparahannya.
Beberapa jenis relatif ringan dan pada akhirnya dapat membaik dengan sendirinya, sementara yang lain dapat menyebabkan masalah yang parah dan mengancam jiwa.
Gejala skleroderma biasanya dapat dikendalikan dengan berbagai perawatan yang berbeda.
Mengutip NHS, ada dua jenis skleroderma, yaitu:
Mengutip NHS, skleroderma lokal adalah bentuk paling ringan dari kondisi ini.
Skleroderma lokal sering mempengaruhi anak-anak, tetapi dapat terjadi pada usia berapa pun.
Jenis ini hanya mempengaruhi kulit, organ dalam tidak terpengaruh.
Bagaimana kulit terpengaruh tergantung pada jenis skleroderma lokal. Ada 2 jenis skleroderma lokal, yaitu:
Morphea
Linier
Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Kolagen dalam Tubuh
Mengutip NHS, skleroderma jenis ini juga disebut skleroderma umum yang dapat mempengaruhi banyak bagian atau sistem tubuh.
Jenis ini kebanyakan menyerang wanita dan biasanya berkembang antara usia 30-50 tahun. Anak-anak jarang terkena.
Ada 2 jenis skleroderma sistemik:
Limited cutaneous systemic sclerosis
Bentuk yang lebih ringan yang hanya mempengaruhi kulit di tangan, lengan bawah, kaki, tungkai bawah, dan wajah, meskipun pada akhirnya dapat mempengaruhi paru-paru dan sistem pencernaan juga.
Sering dimulai sebagai Raynaud (masalah sirkulasi di mana jari tangan dan kaki memutih karena kedinginan)
Gejala khas lainnya termasuk:
Cenderung menjadi lebih buruk secara bertahap dari waktu ke waktu, tapi seringkali dapat dikontrol dengan pengobatan.
Diffuse systemic sclerosis
Dalam beberapa kasus skleroderma sistemik, mempengaruhi organ, seperti jantung, paru-paru, atau ginjal.
Hal tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah yang berpotensi serius, seperti:
Baca juga: Minuman Kolagen untuk Kesehatan Kulit, Perlu atau Tidak?
Mengutip NHS, skleroderma terjadi karena bagian dari sistem kekebalan menjadi terlalu aktif dan di luar kendali.
Hal ini menyebabkan sel-sel di jaringan ikat memproduksi terlalu banyak kolagen, menyebabkan jaringan parut dan penebalan (fibrosis) jaringan.
Belum jelas mengapa hal itu terjadi. Gen tertentu dianggap mempengaruhi, dan memiliki anggota keluarga dekat dengan kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko.
Mengutip WebMD, siapa pun bisa terkena skleroderma.
Kebanyakan terjadi pada wanita dan orang yang berusia 35-55 tahun. Hal lain yang dapat menjadi faktor risiko skleroderma, seperti:
Baca juga: Mengenal Kolagen dan Manfaatnya untuk Tubuh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.