KOMPAS.com - Daun sirih adalah salah satu tanaman herbal yang telah lama digunakan sebagai obat sejak nenek moyang, salah satunya melalui kegiatan nyirih.
Mengutip Medindia.net, daun sirih memiliki kandungan air sekitar 85-90 persen, yang artinya memiliki kandungan air yang tinggi dan jumlah kalori yang rendah.
Sekitar 100 gram daun sirih mengandung:
Baca juga: Teh Hijau, Herbal Terbaik untuk Memperlambat Penuaan
Selain itu, per 100 gram daun sirih mengandung nutrisi esensial dalam jumlah sedang seperti:
Selain nutrisi tersebut daun sirih mengandung minyak atsiri dan komponen kimia seperti minyak sirih dan chavicol, betelphenol, eugenol, terpene dan campene.
Komponen kimia tersebut memiliki sifat obat yang membantu dalam pengobatan serta pengelolaan berbagai penyakit atau gangguan.
Baca juga: 4 Teh Herbal yang Bisa Mengatasi Sembelit
Mengutip Lybrate, daun sirih banyak digunakan sebagai penyegar mulut di beberapa negara Asia sejak sahulu.
Sehingga tidak mengherankan, jika daun sirih dapat meningkatkan kesehatan mulut.
Daun sirih dapat bermanfaat untuk membantu kita:
Daun sirih juga dapat melindungi rongga mulut kita dari karies gigi dengan mengurangi jumlah asam yang dihasilkan oleh air liur bakteri.
Mengutip Lybrate, daun sirih mengandung fitokimia yang memiliki sifat antioksidan dan anti-ulkus.
Sakit maag umumnya menyebabkan kerusakan pada lapisan perut, penurunan produksi lendir lambung, dan banyak stres oksidatif.
Ketika mengkonsumsi daun sirih perubahan akan terjadi, seperti:
Daun sirih tidak hanya menenangkan sistem pencernaan saat maag kumat.
Namun, juga dapat menyelamatkan kita dari sejumlah masalah terkait perut di masa depan yang berasal dari maag yang diabaikan.
Baca juga: Bahaya Obat Diet Herbal yang Harus Kita Waspadai
Mengutip Lybrate, daun sirih mengandung terpena yang merupakan senyawa sehat yang memiliki sifat anti-malaria yang kuat.
Selain itu, flavonoid juga terdapat dalam daun sirih yang memiliki sifat anti-parasit yang kuat dan membantu melawan jenis parasit malaria.
Daun sirih telah digunakan sebagai antimalaria sejak zaman kuno, dan praktik ini dimulai di Malaysia.