Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG (K) Onk
Dokter

Konsultan Ginekologi Onkologi di Jakarta

Laparoskopi pada Tumor, Kanker, dan Kista Kandungan

Kompas.com - 12/02/2022, 07:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Perlu dilakukan penilaian derajat beratnya penyakit, sehingga penanganan efektif dapat direncanakan dengan baik.

Laparoskopi saat ini berkembang dengan beberapa teknik, di antaranya laparoskopi dengan satu lubang di bawah pusar (umbilicus) yang dikenal dengan nama LESS (Laparo Endoscopy Singlesite Surgery).

Teknik lain dengan NOTES (Natural orifice translumenal endoscopic surgery) melalui vagina tanpa melakukan sayatan pada dinding perut.

Laparoskopi diawali dengan membuat sayatan kecil (sekitar 5-10 mm) di dinding perut sebagai jalan untuk memasukkan laparoskop.

Laparoskop adalah sebuah alat kecil yang panjang. Alat tersebut memiliki kamera yang memudahkan dokter obstetri ginekologi untuk melihat organ dalam pelvis.

Jika ditemukan suatu masalah, dapat ditambahkan alat lain untuk melakukan tindakan tersebut, baik dengan menambah sayatan kecil baru atau melalui satu sayatan yang sama.

Gas karbon dioksida akan disuntikkan kedalam rongga perut. Dengan demikian, dinding perut akan terangkat dan menciptakan ruang lebih luas untuk memvisualisasikan dan melakukan tindakan operasi.

Laparoskop kemudian dimasukkan sehingga organ di panggul dan perut dapat dilihat dengan jelas melalui layar.

Ketika organ panggul dan perut sudah terlihat dengan jelas, tindakan dapat dilakukan dengan hati-hati.

Setelah operasi selesai, alat laparoskopi ditarik keluar dan gas karbon dioksida yang telah dimasukkan akan dikeluarkan dari dalam perut.

Sayatan yang dibuat pada awal prosedur akan dijahit dan dibalut perban. Sayatan ini meninggalkan bekas kecil dan akan hilang seiring berjalannya waktu.

Luka sayatan yang kecil membuat laparoskopi memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya mengurangi risiko infeksi, mempercepat proses penyembuhan.

Kelebihan lain, mengurangi lama rawatan pascatindakan menjadi 1-2 hari. Sebelumnya dengan pembedahan perut laparotomi membutuhkan waktu perawatan 4-5 hari.

Lalu mengurangi rasa nyeri pascatindakan dan risiko perlengketan yang minimal dibanding operasi sayatan besar.

Namun laparoskopi membutuhkan biaya lebih besar karena penggunaan alat-alat yang lebih canggih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com