Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG (K) Onk
Dokter

Konsultan Ginekologi Onkologi di Jakarta

Laparoskopi pada Tumor, Kanker, dan Kista Kandungan

Kompas.com - 12/02/2022, 07:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TUMOR, kista dan kanker kandungan merupakan tumor tersering pada wanita. Tumor kandungan terdiri dari tumor jinak dan tumor ganas.

Beberapa tumor jinak kandungan yang sering ditemukan adalah kista ovarium dan mioma.

Tumor ganas kandungan yang sering ditemukan diantaranya kanker serviks (leher rahim) dan kanker ovarium (indung telur).

Pada awalnya pasien tidak merasakan keluhan. Namun saat tumor, kista dan kanker kandungan tersebut sudah mulai membesar akan menimbulkan keluhan tegang atau benjolan pada perut, dan beberapa keluhan lain yang tidak spesifik seperti gangguan haid, nyeri saat berhubungan seksual.

Pemeriksaan skrining awal harus dilakukan, seperti pemeriksaan IVA dan pap smear.

Pemeriksaan skrining ini sudah tersedia di sentra kesehatan terdekat, seperti puskesmas maupun rumah sakit.

Jika pada pemeriksaan skrining didapatkan suatu tanda adanya tumor, kista atau kanker kandungan, maka pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan.

Pemeriksaan secara menyeluruh harus dilakukan, dimulai dari pemeriksaan perabaan tumor, pemeriksaan penunjang darah, ultrasonografi, dan penunjang lain jika diperlukan.

Melalui pemeriksaan menyeluruh tersebut, dokter kandungan dapat menentukan tindakan selanjutnya, apakah pembedahan dapat dilakukan dan jenis pembedahannya.

Pembedahan dilakukan dengan mempertimbangkan banyak faktor, seperti jenis tumor, kondisi fisik umum pasien, dan kondisi mental pasien. Salah satu pilihan pembedahan yang dilakukan adalah laparoskopi.

Laparoskopi sudah banyak dikenal masyarakat. Tidak hanya digunakan pada operasi ginekologi, namun juga digunakan pada pembedahan digestif dan pembedahan lainnya.

Laparoskopi di Indonesia sudah berkembang kurang lebih 20-30 tahun. Awalnya dilakukan untuk tindakan diagnostik saja, namun sekarang banyak dilakukan untuk tindakan operatif, seperti pengangkatan mioma uteri, pengangkatan rahim atau pengangkatan kista ovarium.

Laparoskopi adalah cara pembedahan dengan menggunakan sayatan kecil. Hal ini berbeda dengan pembedahan yang biasa dilakukan dengan menggunakan sayatan besar pada kulit.

Pembedahan ini dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang disebut laparoskop.

Laparoskopi merupakan tindakan invasif, oleh karena itu harus ada indikasi yang kuat. Perlu dilakukakan pemeriksaan menyeluruh oleh dokter spesialis kandungan secara langsung untuk menilai tumor, kanker dan kista kandungan yang dialami.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau