KOMPAS.com - Gangguan gizi atau malanutrisi adalah salah satu kendala yang sering kali dihadapi para klinisi dalam memberikan terapi pengobatan kanker.
Padahal, pemenuhan nutrisi merupakan salah satu faktor kunci yang dapat mendukung keberhasilan terapi pengobatan kanker.
"Pada saat terjadi malanutrisi sering kali terapi (kanker) menjadi tertunda atau dihentikan," ujar ahli gizi Dedyanto Henky Saputra dalam konferensi pers World Cancer Day 2022 bertema "Beyond physical: mental and emotional impact" pada Minggu (20/2/2022).
Dr Dedy mengatakan pengobatan bisa tertunda, contohnya dengan adanya pengurangan dosis obat karena tubuh pasien tidak cukup kuat menerima paparaan terapi yang diberikan.
Kemudian terapi pengobatan kanker juga sering kali dihentikan, karena pasien dalam kondisi gizi yang lebih buruk.
Baca juga: Bagaimana Memberi Dukungan kepada Penderita Kanker?
Dampak malanutrisi terhadap keberhasilan terapi pengobatan penderita kanker korelasinya sangat erat sekali.
Dr Dedy kemudian menyebutkan bahwa dampak malanutrisi dibedakan dalam 2 kategori, yaitu yang meningkatkan dan menurunkan suatu kondisi dari penderita kanker.
Kondisi panderita kanker yang dapat meningkat karea dampak malanutrisi di antaranya:
Kondisi panderita kanker yang dapat menurun karena dampak malanutrisi di antaranya:
Baca juga: Kenali Apa itu Retinoblastoma, Kanker Mata yang Kerap Menyerang Anak
Dr Dedy mengatakan bahwa penyabab malanutrisi itu juga multifaktor, di antaranya adalah:
"Sel kanker itu mengubah karakteristik dari kebutuhan energi atau metabolisme dari badan pasien," ujar Dr Dedy.
Sel kanker itu bisa merangsang pelepasan zat-zat yang bersifat inflamasi atau disebut sitokin.
Sitokin itu secara umum memberikan 2 dampak pada tubuh penderita kanker, yaitu:
Terapi pengobatan kanker, seperti radioterapi, kemoterapi, memiliki peranan yang menyebabkan pasien mengalami malanutrisi.
Sebab, usai menjalani terapi tersebut pasien umumnya mengalami efek sampingnya, berupa: