KOMPAS.com - Di Indonesia, banyak mitos beredar seputar makanan ibu hamil, seperti dilarang makan nanas, makan pedas dapat mempercepat proses kelahiran, atau makan harus dua porsi.
Sebenarnya, terdapat penjelasan medis tentang itu semua yang bisa membantah dan meluruskan pemahaman kita.
Berikut cek fakta tentang makanan ibu hamil yang sering kali salah dipahami:
Baca juga: Apakah Minum Kopi Berbahaya untuk Ibu Hamil?
Faktanya, tidak dilarang, hanya saja perlu dikontrol.
Mengutip buku "Menjawab Mitos-mitos Kehamilan dan Menyusui" (2009) oleh Rafi A Tino, pada dasarnya ibu hamil boleh saja makan cokelat.
Sebab, cokelat ada manfaat untuk dikonsumsi ibu hamil, yaitu:
Menghilangkan rasa mual
Penambah energi saat mengalami penurunan gula darah.
Mengutip Healthline, mengkonsumsi cokelat secara teratur juga dapat menurunkan risiko ibu hamil mengalami preeklamsia dan hipertensi gestasional, menurut penelitian pada 2010.
Preeklamsia adalah suatu kondisi di mana wanita mengalami tekanan darah tinggi, protein dalam urin, dan faktor pembekuan rendah yang dapat menjadi indikasi masalah hati atau ginjal.
Hipertensi gestasional adalah tekanan darah sistolik yang mencapai 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih, setelah 20 minggu kehamilan.
Namun cokelat harus dikonsumsi dalam jumlah sedang, tidak boleh berlebihan karena kandungan gula dan kafein di dalamnya.
Cokelat yang semakin gelap kandungan gulanya semakin rendah. Namun, kandungan kafeinnya lebih tinggi.
Baca juga: 4 Penyebab Nyeri Dada pada Ibu Hamil
Faktanya, anggapan itu salah dan justru perlu dihindari.
Mengutip buku "Menjawab Mitos-mitos Kehamilan dan Menyusui" (2009) oleh Rafi A Tino, ibu hamil sebaiknya menghindari makan daging dan ikan mentah atau setengah matang.
Fungsinya untuk menghindari infeksi toksoplasma (toxoplasma gondii) yang dapat mengakibatkan keguguran pada awal kehamilan.
Bayi dalam kandungan yang terinfeksi toksoplasma bisa berisiko mengalami kelainan, seperti:
Jika protozoa toksoplasma sudah masuk ke dalam tubuh, maka parasitnya bisa menetap seumur hidup.
Toksoplasma biasanya menyerang bagian kelenja limfa di leher. Gejalanya berupa pembesaran kelenjar limfa (limfadenopati) di leher.
Jika toksoplasma sudah akut biasanya ditandai:
Sehingga, ibu hamil sangat dianjurkan mengkonsumsi makan daging dan ikan yang sudah matang.
Jika tidak membeli daging dan ikan tidak langsung dimasak, harus dimasukkan ke dalam freezer.
Saat dimasak bisa menggunakan suhu sampai 66 Celcius untuk mendapatkan kematangan sempurna.
Baca juga: 4 Cara Mencegah Diabetes Gestasional untuk Ibu Hamil
Faktanya, tidak benar. Tidak ada dampak negatif yang ditimbulkan dari ibu hamil makan kangkung.
Mengutip buku "Menjawab Mitos-mitos Kehamilan dan Menyusui" (2009) oleh Rafi A Tino, belum ada penelitian yang membuktikan kangsung memicu rematik pada ibu hamil.
Hal paling penting yang perlu dijauhi ibu hamil agar tidak rematik adalah alkohol dan jeroan.
Alkohol dan jeroan adalah makanan yang bisa memicu asam urat.