KOMPAS.com - Kehamilan dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa sakit di banyak bagian tubuh.
Ketika sensasi ini terjadi di dada, penyebabnya sering kali adalah tekanan dari janin yang sedang tumbuh, refluks asam, atau masalah lain yang relatif tidak berbahaya.
Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, nyeri dada ini dapat disebabkan oleh masalah kardiovaskular atau komplikasi kehamilan.
Baca juga: 3 Obat Dada Terasa Panas dan Cara Mencegah Sakit Kambuh
Banyak wanita mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan selama kehamilan, dan beberapa dari sensasi ini dapat mencerminkan gejala kondisi jantung.
Dilansir dari Medical News Today, berikut ini beberapa penyebab nyeri dada saat hamil.
Ketika seseorang makan, katup antara kerongkongan dan perut terbuka untuk membiarkan makanan masuk ke perut.
Katup ini disebut sfingter esofagus.
Ketika seseorang tidak makan, sfingter esofagus biasanya menutup untuk menghentikan makanan yang dicerna sebagian dan asam lambung naik kembali ke kerongkongan.
Jika ini terjadi, masalahnya disebut refluks asam.
Selama kehamilan, peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan sfingter esofagus berelaksasi, meningkatkan risiko refluks asam.
Refluks asam dapat menyebabkan hearburn, yakni sensasi terbakar di tenggorokan atau mulut yang umum terjadi setelah makan, terutama ketika orang tersebut berbaring setelah makan.
Strategi berikut dapat membantu mencegah mulas:
Saat janin dan rahim tumbuh, kondisi ini meningkatkan tekanan pada organ di sekitarnya, termasuk paru-paru dan perut.
Tekanan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri di dada, biasanya selama trimester kedua dan ketiga.
Peningkatan tekanan di rongga dada juga dapat menyebabkan:
Baca juga: Kenapa Dada Terasa Panas? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya