Faktanya, tidak harus demikian karena kebutuhan gizi masing-masing ibu hamil berbeda-beda.
Mengutip buku "Menjawab Mitos-mitos Kehamilan dan Menyusui" (2009) oleh Rafi A Tino, ibu hamil hanya perlu makan secukupnya untuk memenuhi gizi harian 4 sehat 5 sempurna.
Selama kebutuhan gizi ibu hamil tercukupi dalam satu porsi, itu sudah cukup.
Justru jika makan terlalu banyak, yang dikhawatirkan adalah kenaikan berat badan yang berlebihan.
Sehingga, akan menyulitkan ibu hamil untuk bergerak.
Dalam masa kehamilan dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
Tahap I (trimester I): saat usia kehamilan 3 bulan pertama. Masa ini penyesuaian dan pertumbuhan janin masih lambat. Zat gizi yang diperlukan pada masa ini belum terlalu banyak.
Tahap II (trimester II): saat usia kehamilan 4-6 bulan. Pada masa ini janin mengalami pertumbuhan 10 gram per hari dan kebutuhan gizi meningkat.
Tahap III (trimester III): saat usia kehamilan 7-9 bulan. Pada masa ini kebutuhan gizi ibu dan janin lebih banyak lagi untuk pertumbuhan janin dan otak janin.
Seluruh kenaikan berat badan pada masa kehamilan rata-rata 12 kg. Namun, naik sampai 15,5 kg masih dianggap normal.
Kenaikan berat badan ibu hamil itu disebabkan oleh adanya:
Baca juga: 12 Tips Aman Olahraga untuk Ibu Hamil
Faktanya, anggapan itu salah.
Mengutip Healthline, tidak ada sains yang mendukung anggapan ibu hamil yang suka makan pedas bisa mempercepat proses kelahiran.
Disarankan ibu hamil tidak makan makanan pedas dalam jumlah tinggi atau setiap kali makan.
Umumnya, makan pedas memang tidak berbahaya bagi ibu hamil dan bayinya, tetapi bisa menimbulkan kondisi yang semakin membuat tidak nyaman.
Makan pedas selama trimester I dapat memperburuk mual di pagi hari.
Pada trimester II dan III, makan makanan pedas dapat menyebabkan:
Mengutip buku "Menjawab Mitos-mitos Kehamilan dan Menyusui" (2009) oleh Rafi A Tino, dampak yang ditimbulkan dari ibu hamil makan pedas seperti yang dialami pada umumnya orang, termasuk orang yang tidak hamil.
Hanya saja, makan pedas menjelang persalinan itu perlu dihindari agar tidak membuat perut mulas dan buang air besar saat persalinan.
Baca juga: Olahraga yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Ibu Hamil
Faktanya, anggapan itu tidak sepenuhnya benar.
Mengutip buku "Menjawab Mitos-mitos Kehamilan dan Menyusui" (2009) oleh Rafi A Tino, nanas mengandung asam.
Pada saat kehamilan pada umumnya kadar asam lambung meningkat.
Jika kadar asam dalam tubuh berlebihan, dikhawatirkan dapat memicu penyakit maag pada ibu hamil.
Sehingga, makan nanas berlebiha tidak baik untuk ibu hamil.
Mengutip buku "Buah-buahan dan Sayur-sayuran: Terlarang bagi Ibu Hamil" (2019) oleh Veni Widyawati, nanas juga mengandung zat bromelain.
Zat bromelain itu yang membuat nanas bisa menyebabkan kontraksi dini hingga keguguran pada ibu hamil, jika dikonsumsi berlebihan.