KOMPAS.com - Rambut kemaluan adalah rambut yang tumbuh di sekitar area genital dan setiap orang akan memilikinya setelah pubertas.
Namun, setiap orang memiliki keputusan yang berbeda-beda tentang apakah akan mencukurnya atau tidak.
Beberapa orang lebih suka membiarkan rambut kemaluan tumbuh, sebagian lainnya memilih untuk mencukurnya.
Namun, adakah risiko dari mencukur rambut kemaluan?
Mengutip Healthline, ada beberapa risiko terkait tindakan mencukur rambut kemaluan, yaitu:
Baca juga: 8 Cara Aman Potong Rambut Kemaluan Pria untuk Hindari Ruam
Mencukur rambut kemaluan sangat umum memiliki risiko mengalami luka.
Sebuah studi pada 2017 melaporkan bahwa 25,6 persen orang yang mencukur rambut kemaluannya mengalami luka selama atau setelah melakukannya.
Dalam studi tersebut, luka tersebut cenderung ringan. Jarang ada kasus luka yang memerlukan perhatian medis.
Mencukur rambut kemaluan juga dapat membuat seseorang lebih rentan terinfeksi penyakit, seperti infeksi saluran kemih (ISK), vaginitis, dan infeksi jamur.
Mencukur rambut kemaluan juga dapat mengiritasi kulit, sehingga menyebabkan infeksi kulit, seperti selulitis dan folikulitis.
Dalam kasus yang jarang terjadi, mencukur rambut kemaluan dapat menyebabkan munculnya bisul dari bakteri Staphylococcus di area genital.
Bisul dapat berkembang dari iritasi kulit dan infeksi, seperti selulitis dan folikulitis.
Bisul biasanya dimulai dengan munculnya benjolan merah tepat di bawah permukaan kulit, tidak sedalam abses.
Bisul tersebut mungkin berisi nanah.
Baca juga: Kutu Kemaluan
Seperti halnya bisul, abses cenderung berkembang dari iritasi yang disebabkan oleh metode mencukur rambut kemaluan.
Abses adalah infeksi dalam di bawah kulit yang menyebabkan rasa sakit, bengkak, dan kemerahan.
Penelitian terbatas menunjukkan bahwa mencukur rambut kemaluan dikaitkan dengan peningkatan risiko IMS.
Dalam satu studi pada 2017, orang-orang yang mencukur rambut kemaluan mereka lebih mungkin melaporkan pernah mengalami IMS selama hidup mereka, dibandingkan dengan yang tidak mencukurnya.
Terlepas dari hubungan ini, lebih banyak bukti diperlukan untuk menentukan apakah mencukur rambut kemaluan berkontribusi pada peningkatan risiko IMS.
Beberapa IMS yang telah dikaitkan dengan kebiasaan mencukur rambut kemaluan meliputi:
Baca juga: Manfaat Bulu Kemaluan bagi Tubuh
Sebenarnya rambut kemaluan memiliki manfaat dasar untuk kesehatan, sehingga tidak harus dicukur.
Mengutip Medical News Today, para peneliti berteori bahwa rambut kemaluan memiliki 3 manfaat utama bagi tubuh manusia, yaitu:
Menurut sebuah studi 2017, rambut kemaluan dapat membantu mengurangi risiko seseorang tertular IMS.
Namun, penelitian tambahan diperlukan untuk membuktikan efek rambut kemaluan dalam mencegah IMS.
Selain itu, rambut kemaluan merupakan tanda fisik kematangan seksual seseorang karena rambut kemaluan muncul setelah seseorang masuk masa pubertas.
Hal itu kemudian dikaitkan dengan teori lain tentang manfaat rambut kemaluan untuk menyebarkan feromon.
Feromon adalah bau yang diproduksi oleh tubuh yang menarik pasangan seksual.
Namun, sebagian besar studi ilmiah yang terkontrol dengan baik belum menunjukkan bukti kuat soal itu.
Baca juga: Amankah Mencukur Bulu Kemaluan dari Segi Kesehatan?
Mengutip Healthline, ada cara yang bisa dilakukan untuk merawat rambut kemaluan agar organ genital tetap sehat, tanpa perlu mencukurnya, yaitu:
Baca juga: Cara Mencukur Bulu Kemaluan yang Baik dan Sehat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.