KOMPAS.com - Kutu kemaluan adalah serangga kecil yang ditemukan di area genital. Kutu ini berbeda dengan jenis kutu yang muncul di kepala atau tubuh.
Kutu kemaluan memakan darah dan gigitannya dapat menyebabkan rasa gatal yang parah.
Hadirnya kutu kemaluan pada bulu mata atau alis anak bisa menjadi tanda adanya pelecehan seksual kepada mereka.
Baca juga: 10 Alasan Kenapa Vagina Terasa Gatal
Penyebab munculnya kutu kemaluan yang paling sering adalah aktivitas seksual.
Selain itu, berbagi seprai, selimut, handuk, atau pakaian juga bisa menjadi penyebab kutu kemaluan berasal.
Orang yang memiliki infeksi menular seksual lainnya lebih berisiko memiliki kutu kemaluan.
Gejala dari kutu kemaluan umumnya adalah rasa gatal yang hebat di daerah genital.
Bahkan, pada beberapa kasus kutu kemaluan wanita membuat rasa gatal seperti digigit semut.
Kutu kemaluan juga dapat menyebar ke area lain dengan rambut tubuh kasar, antara lain:
Kutu dan telur mudah dideteksi melalui pemeriksaan visual pada area yang terkena.
Kaca pembesar dapat membantu pemeriksaan.
Jika ada kutu yang bergerak, orang tersebut akan membutuhkan perawatan.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi Vagina Gatal Sesuai Penyebabnya
Kehadiran telur tidak selalu berarti bahwa ada kutu kemaluan yang menyerang, karena beberapa kulit telur kosong bisa tetap ada setelah pengobatan berhasil dilakukan.
Dokter dapat merekomendasikan skrining untuk infeksi menular seksual lain sebagai tindakan pencegahan.
Segera hubungi dokter jika:
Langkah-langkah perawatan rumahan ini dapat membantu menghilangkan infestasi kutu kemaluan:
Jika perawatan rumah tidak membunuh kutu kemaluan, dokter akan meresepkan perawatan yang lebih kuat, seperti:
Baca juga: 7 Penyebab Vagina Gatal sebelum Menstruasi
Kutu kemaluan terkadang menyebabkan komplikasi seperti:
Untuk mencegah kutu kemaluan, hindari melakukan kontak seksual serta berbagi tempat tidur atau pakaian dengan siapa pun yang memiliki kutu kemaluan.
Jika sedang dirawat karena kutu kemaluan, semua pasangan seksual juga harus diobati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.