KOMPAS.com - Dari sudut pandang agama, ibu menyusui atau busui sebenarnya tidak wajib menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Tapi, terkadang ada beberapa ibu menyusui yang tak ingin melewatkan kesempatan beribadah di bulan Suci ini.
Meskipun memiliki keinginan puasa, namun sebagian busui masih ada yang ragu-ragu bolehkah ibu menyusui puasa.
Salah satu pertimbangannya yakni, kondisi kesehatan dan ingin memberikan asupan air susu ibu (ASI) terbaik bagi si kecil. Simak penjelasan berikut agar tidak gamang lagi.
Baca juga: 10 Tips Puasa Lancar Setelah Sembuh Covid-19
Ahli medis Dr. Naomi Mirza dari Maya Digital Health menjelaskan, boleh tidaknya ibu menyusui menjalankan puasa tergantung kondisi bayi dan kesehatan ibu secara umum.
“Jika bayi usianya kurang dari enam bulan dan masih ASI eksklusif serta belum mendapatkan MPASI, ibu menyusui sebaiknya tidak puasa,” jelas dia, seperti dilansir dari DailyStar.
Menurut Mirza, tubuh setiap orang termasuk ibu menyusui sebenarnya dapat beradaptasi ketika puasa.
Perubahan pola makan dan minum selama puasa secara umum tidak memengaruhi produksi ASI secara signifikan.
Meskipun zat gizi makro dalam ASI tidak berubah, tapi kandungan zat gizi mikro seperti zinc, magnesium, dan kalium bakal sedikit berkurang.
Terutama jika ibu menyusui puasa dengan rentang waktu yang lebih panjang sampai 20 jam, misalkan di negara empat musim seperti di Eropa. Atau, cuaca sangat panas, sehingga rentan dehidrasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.