KOMPAS.com - Mengurangi garam dalam pola makan direkomendasikan untuk menurunkan risiko gagal jantung dan meningkatkan kualitas hidup.
Mengutip Cleveland Clinic, garam adalah kombinasi dari natrium (sodium) dan klorida.
Satu sendok teh garam biasanya mengandung 2.300 mg natrium.
Membatasi garam dalam pola makan kita membantu meminimalkan jumlah cairan ekstra di sekitar jantung, paru-paru, dan kaki.
Cairan ekstra dalam tubuh kita membuat jantung bekerja lebih keras, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.
Baca juga: Apa Perbedaan Gagal Jantung dan Serangan Jantung?
Sementara ini, Kementerian Kesehatan menganjurkan batas konsumsi garam adalah 2.000 mg natrium per orang per hari.
Konsumsi garam tersebut sama dengan 1 sendok teh garam per orang per hari atau 5 gram per orang per hari.
Mengutip Medical News Today, gagal jantun adalah ketika jantung tidak dapat memompa darah secara efektif untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Akibatnya, tubuh tidak bisa mendapatkan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan. Gagal jantung ini merupakan penyakit yang bersifat kronis.
Orang dengan gagal jantung dapat mengalami berbagai gejala, antara lain sebagai berikut:
Banyak organisasi dan dokter mendorong penderita gagal jantung untuk mengurangi jumlah garam dalam pola makanan mereka.
Secara teori, mengurangi garam dalam pola makan membantu mencegah kelebihan cairan dalam tubuh orang dengan gagal jantung.
“Kami telah lama menginstruksikan pasien dengan gagal jantung kongestif untuk membatasi konsumsi natrium," aku Dr. Edo Paz, ahli jantung dan wakil presiden medis di K Health, yang tidak terlibat dalam penelitian.
Sebab, natrium dapat menyebabkan retensi cairan, yang dapat mengakibatkan eksaserbasi gagal jantung.
Baca juga: Benarkah Diet Keto Baik untuk Pasien Gagal Jantung?
Sebuah studi yang diterbitkan di The Lancet menemukan bahwa pola makan rendah garam dapat membantu meningkatkan kualitas hidup orang dengan gagal jantung.
Studi dilakukan dengan uji coba secara acak yang melibatkan lebih dari 800 peserta di enam negara berbeda.
Peserta adalah orang dewasa yang memenuhi definisi spesifik gagal jantung kronis. Kemudian, peneliti menempatkan peserta secara acak ke dalam salah satu dari dua kelompok.
Salah satu kelompok yang diintervensi menjalani diet rendah natrium, di mana mereka mengonsumsi kurang dari 1.500 mg natrium setiap hari.
Kelompok lainnya menerima standar perawatan untuk wilayah di mana mereka berada.