Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2022, 17:00 WIB
Giovani Cornelia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apa yang lebih nyaman daripada menatap kosong ke kejauhan?

Jika tidak ada hal yang dilakukan, atau bahkan saat terlalu banyak hal yang dilakukan, kemungkinan besar otak terjeda sejenak dan mata akan menatap hampa.

Hampir semua orang pernah bengong dari waktu ke waktu. Beberapa orang bahkan ada yang merasa bahwa hal ini merupakan bentuk istirahat mata dan pikiran.

Baca juga: Sering Melamun hingga Lupa Waktu, Waspadai Maladaptive Daydreaming

Namun, tidak jarang masyarakat yang masih memiliki takhayul tentang orang yang sering bengong sering kesurupan.

Tanda keadaan psikologis

Akan tetapi, orang yang suka bengong dapat menjadi gejala dari sebuah keadaan psikologis.

Melansir Healthline, melamun dapat dikategorikan sebagai bentuk dari kondisi disosiasi.

Web MD mengatakan bahwa disosiasi adalah sebuah cara istirahat bagi pikiran Anda untuk menangani informasi.

Anda mungkin merasa terputus dari pikiran, perasaan, ingatan, dan lingkungan sekitar. Tapi, tidak perlu khawatir karena melamun masih tergolong disosiasi yang ringan.

Efek Melamun

Berdasarkan studi di artikel PLOS One, melamun adalah hasil dari “hipotesis decoupling”. Hal ini didefinisikan sebagai waktu ketika otak memisahkan perhatian dari sensasi luar.

Otak memutuskan bahwa tidak ada yang sangat penting atau berbahaya yang terjadi.

Oleh karena itu, otak akhirnya memutuskan hubungan antara apa yang terjadi di dunia luar dengan dunia dalam.

Saat bengong, bukan hanya otak yang mengalami perubahan, tetapi bahkan cara mata bergerak.

Smallwood dan Schooler menemukan bahwa dalam keadaan normal, pupil Anda akan membesar ketika ada perubahan di sekitar.

Namun, ketika melamun, pupil akan gagal merespons perubahan yang terjadi di sekitar.

Baca juga: Mengenal Caregiver Burnout, Kelelahan Merawat Orang Sakit

Faktor Penyebab Melamun

Melamun adalah hal yang normal.

Meski begitu, Healthline mengatakan bahwa faktor-faktor berikut dapat membuat Anda lebih rentan akan bengong, bahkan ketika melakukan aktivitas yang benar-benar membutuhkan perhatian penuh.

Kurang tidur

Pada siang hari, Anda mungkin merasa "berkabut", mudah terganggu, atau hanya sama-samar “tidak aktif”.

Hal ini tampak seperti masalah sepele, tetapi kurang tidur dapat berdampak besar pada fungsi mental dan membuat Anda lebih rentan melamun.

Hal ini bisa sangat berbahaya saat mengemudi atau bekerja dengan mesin.

Informasi berlebihan

Jika harus menangani banyak informasi baru dan penting sekaligus, Anda mungkin akan merasa sedikit bingung dan tidak yakin harus mulai dari mana.

Pikiran mulai mengembara ketika mencoba berkonsentrasi menyerap informasi.

Di sinilah melamun sebenernya bisa berguna.

Anda mungkin merasa kosong, tetapi otak Anda dapat terus memproses di belakang.

Baca juga: Bahaya Stres Kerja dan Cara Mengatasinya

Proses serupa juga dapat terjadi selama aktivitas dengan fokus tinggi, seperti rutinitas menari dengan presisi.

Kaki Anda tahu langkah-langkahnya, tetapi jika memikirkan apa yang dilakukan terlalu keras, Anda mungkin membuat kesalahan.

Otak bekerja secara otomatis, dan sebelum disadari, Anda telah menyelesaikan rutinitas dengan sempurna.

Kewalahan, stres, dan trauma

Selain informasi yang berlebihan, kehidupan yang berlebihan juga dapat membuat Anda merasa tidak nyaman.

Anda mungkin merasa seperti hanya menjalani kehidupan sehari-hari, tetapi tidak benar-benar memikirkan apa yang dilakukan.

Akhirnya, Anda sadar dengan sedikit ingatan tentang berapa banyak waktu yang sebenarnya telah berlalu atau bagaimana Anda melewatinya.

Dalam hal ini, melamun merupakan trik solusi untuk menjaga stres yang membanjiri dan membuat "jarak" sampai Anda merasa siap untuk menghadapinya.

Jika pernah mengalami trauma apa pun, kecenderungan untuk bengong mungkin berbatasan dengan keadaan disosiasi yang lebih parah.

Baca juga: Cara Menghilangkan Stres Menurut Jenisnya

Dalam menghadapi stres ekstrem, beberapa orang merespons dengan menutup diri, atau benar-benar melepaskan diri dari masyarakat.

Disosiasi shutdown dapat memengaruhi fungsi di sistem saraf pusat, dapat menyebabkan ketidakhadiran yang lebih total.

Dengan kata lain, seseorang mungkin kehilangan sementara:

  • Pemahaman tentang jati diri
  • Kemampuan untuk mengelola emosi
  • Kontrol atas gerakan tubuh
  • Disosiasi juga dapat melibatkan kehilangan atau kesenjangan memori sehingga bahkan mungkin tidak mengingat apa yang terjadi.

Cara berhenti melamun

1. Teknik grounding

Teknik grounding bisa sangat membantu saat Anda ingin berhenti melamun. "Membumi" berarti mengambil alih langkah-langkah untuk menambatkan diri pada saat ini.

Anda dapat melakukan beberapa hal seperti:

  • Menghirup aroma yang kuat, seperti minyak esensial
  • Meregangkan atau melompat di tempat
  • Mengalirkan air dingin atau hangat ke tangan
  • Mengisap permen dengan rasa kuat (kayu manis, peppermint, atau permen asam).

2. Gunakan teknik mendengarkan aktif

Jika terjebak dalam lamunan sembari mendengarkan orang lain berbicara, cobalah untuk menggabungkan keterampilan mendengarkan secara aktif saat berinteraksi dengan orang lain.

Baca juga: Waspadai, Sering Stres Bisa Turunkan Daya Ingat

Hal ini termasuk:

  • Mengangguk dan menggunakan isyarat nonverbal lainnya untuk menunjukkan perhatian
  • Meringkas atau menyatakan kembali apa yang mereka katakan untuk menunjukkan pemahaman
  • Mengajukan pertanyaan klarifikasi jika merasa bingung atau tidak yakin.

3. Rawatlah diri

Teknik perawatan diri yang baik dapat membantu mengelola stres dan kewalahan dengan lebih mudah, yang dapat membuat kemungkinan untuk melamun lebih kecil.

Merawat diri dapat dengan menjaga kesehatan dan kebugaran dasar, seperti:

  • Makan makanan bergizi
  • Tidur cukup
  • Meluangkan waktu untuk berolahraga.

Anda dapat juga melakukan hal-hal seperti:

  • Menghabiskan waktu bersama orang tersayang
  • Meluangkan waktu untuk hobi dan kegiatan lain yang disukai
  • Berkomunikasi dengan pasangan
  • Istirahat pendek saat bekerja dan meregangkan tubuh atau menikmati camilan yang berenergi untuk meningkatkan produktivitas dan konsentrasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau