KOMPAS.com - Diabetes tipe 2 adalah kondisi kronis yang dapat berkembang pada umur berapa pun, termasuk anak-anak.
Kasus diabetes tipe 2 pada anak-anak memang masih jarang ditemui. Namun, pola hidup dan obesitas membuat anak-anak punya risiko terkena diabetes.
Dilansir dari Medical News Today, diabetes tipe 2 pada anak-anak umumnya terjadi ketika sel-sel tubuh kesulitan memanfaatkan insulin untuk menjadikan gula darah sebagai energi.
Baca juga: 6 Olahraga yang Cocok Dilakukan Penderita Diabetes
Diabetes tipe 2 cukup sulit dideteksi, bahkan beberapa anak mungkin tidak memiliki gejala apa pun.
Kendati begitu, diabetes tipe 2 pada anak-anak sebenarnya memilki gejala yang sama dengan orang dewasa, yaitu:
Seorang anak dengan diabetes tipe 2 buang air kecil lebih sering karena ada kelebihan gula dalam darah.
Anak-anak dengan diabetes tipe 2 memiliki kebutuhan minum lebih banyak dari biasanya.
Ini adalah akibat dari terlalu sering buang air kecil yang dapat sebabkan dehidrasi.
Ketika tubuh tidak bisa memanfaatkan gula darah secara efektif, seorang anak dapat mengalami kelelahan.
Perasaa tak nyaman hidup dengan efek diabetes yang lebih parah juga dapat menyebabkan perasaan lelah terus-menerus.
Kadar gula darah yang tinggi bisa menyebabkan perubahan bentuk lensa mata.
Apabila tidak ditangani, gula darah akan merusak pembuluh darah dan saraf di retina sehingga mengakibatkan kebutaan.
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan luka atau infeksi di kulit sulit kering atau membutuhkan waktu lama untuk sembuh total.
Baca juga: 7 Kondisi Serius Pada Pasien Diabetes Jika Tak Kurangi Konsumsi Gula
Penyebab utama diabetes tipe 2 pada anak-anak adalah obesitas atau kegemukan.
Sebagaimana diketahui, diabetes tipe 2 merupakan suatu kondisi ketika kadar gula darah melebihi batas normal akibat resistensi insulin.
Pada obesitas, resistensi tubuh terhadap insulin akan berkembang karena penumpukan kadar asam lemak di dalam darah.
Selain itu, kelebihan lemak yang disimpan di hati dan sel-sel otot juga membuat kerja insulin terganggu sehingga sel-sel tubuh jadi kebal (resisten) terhadap insulin.
Berdasarkan penelitian pada jurnal Diabetes Care yang diterbitkan september 2013, anak perempuan yang orangtuanya memiliki kebiasaan merokok, punya risiko terkena diabetes tipe 2 18 persen lebih tinggi daripada yang orangtuanya tidak merokok.
Menurut CDC, lebih dari 75 persen anak-anak dengan diabetes tipe 2 memiliki orangtua atau kerabat dekat yang mengidap penyakit tersebut.
Selain genetika, gaya hidup atau pola makan buruk tanpa membatasi gula juga dapat membuat risiko diabetes meningkat.
Baca juga: Diabetes dan Hipertensi Sebabkan Penyakit Ginjal Kronis, Kok Bisa?
Pengobatan diabetes tipe 2 pada anak-anak umumnya sama dengan orang dewasa, yaitu berupa diet, perubahan gaya hidup, olahraga, dan beberapa obat yang sudah direkomendasikan oleh FDA.
Terapi insulin juga dapat diberikan pada diabetes tipe 2, jika diabetes yang diderita anak sudah sudah berat.
Seorang anak dengan diabetes tipe 2 perlu memantau kadar gula darahnya secara teratur dan berolahraga demi menjaga berat badan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.