KOMPAS.com - Tekanan darah rendah atau hipotansi umumnya ditandai dengan tensi 90/60 mmHg atau bisa juga lebih rendah.
Melansir Healthline, hipotensi menyebabkan organ vital Anda tidak menerima aliran darah sebanyak yang mereka butuhkan. Kondisi ini menyebabkan gejala berikut:
Baca juga: 12 Cara Meningkatkan Tekanan Darah Rendah Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
Tekanan darah normal pada ibu hamil berada pada angka kurang dari 120/80 mmHg. Jika kurang dari itu, ibu hamil positif mengidap tekanan darah rendah.
Tekanan darah rendah sering terjadi pada 24 minggu pertama kehamilan.
Tekanan darah rendah pada ibu hamil dipicu oleh perubahan hormon dan peningkatan aliran darah ke janin.
Bila tidak ditangani, tekanan darah rendah dapat menyebabkan solusio plasenta, pertumbuhan bayi melambat, hingga persalinan prematur.
Ganggguan sirkulasi yang disebabkan karena serangan jantung, gagal jantung, penyakit katup jantung, dan detak jantung yang sangat rendah (bradikardia) dapat menyebabkan tekanan darah rendah.
Penyakit yang berhubungan dengan hormon di sini maksudnya ialah gangguan endokrin, seperti diabetes , insufisiensi adrenal (addison), dan penyakit tiroid.
Ketika tubuh tidak memiliki cukup air, jumlah darah dalam tubuh otomatis akan berkurang. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah turun.
Perlu Anda ketahui, berikut kondisi yang dapat menyebabkan dehidrasi:
Baca juga: Penyebab Tekanan Darah Rendah selama Kehamilan
Kehilangan banyak darah, seperti karena cedera atau pendarahan internal, juga mengurangi volume darah. Kondisi ini juga memicu hipotensi.
Septikemia adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami keracunan darah akibat bakteri dalam jumlah besar masuk ke dalam aliran darah.
Darah yang terkontiminasi bakteri dapat menyebabkan syok septik atau penyebaran infeksi yang membuat kegagalan organ dan tekanan darah yang sangat rendah.
Syok septik adalah kondisi mengancam jiwa yang disebabkan oleh infeksi lokal maupun seluruh sistem parah dan segera memerlukan bantuan medis.
Gejala termasuk tekanan darah rendah, lengan pucat dan dingin dan kaki, menggigil, kesulitan bernapas, dan penurunan output urine.