KOMPAS.COM - Obat-obatan pereda nyeri atau analgesik punya manfaat untuk meredakan nyeri sehingga kondisi pasien lebih stabil.
Namun perlu digarisbawahi, beberapa obat pereda nyeri tidak boleh dikonsumsi sembarangan tanpa pengawasan dokter.
Obat-obatan pereda nyeri (analgesik), baik yang dijual bebas maupun harus dengan resep dokter juga memiliki efek samping yang membahayakan tubuh jika diminum tidak sesuai dosis.
Baca juga: 11 Cara Meningkatkan Hormon Endorfin Pereda Rasa Sakit dan Stres
Dilansir dari WebMD, berikut efek samping obat pereda nyeri berdasarkan jenisnya.
Paracetamol atau juga dikenal sebagai asetaminofen adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati demam atau nyeri kepala ringan hingga sedang.
Dengan manfaat di atas, tak heran, paracetamol sering kita temukan dalam obat flu dan sinus.
Paracetamol tidak menyebabkan efek samping berupa masalah perut, tetapi konsumsi berlebih dapat menyebabkan kerusakan hati.
Ada beberapa obat-obatan yang masuk dalam golongan antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti aspirin, ibuprofen, dan asam mefenamat.
Meskipun dapat meredakan sakit, obat-obatan yang tergolong dalam NSAID ternyata dapat menyebabkan masalah perut, seperti luka hingga radang lambung (maag) dan rasa perih akibat naiknya asam lambung.
Obat antiinflamasi nonsteroid juga memicu alergi seperti ruam, batuk, dan pembengkakan pada tenggorokan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.