Oleh: Felita Oktaviani, Dr. Monty P. Satiadarma, MS/AT, MCP/MFCC, DCH, Psikolog, Roswiyani, Ph.D., Psikolog*
AUTISM Spectrum Disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan neurologis yang ditandai dengan kurangnya kemampuan komunikasi sosial, interaksi sosial, dan menunjukkan pola perilaku tertentu (American Psychiatric Association, 2013).
Gejala ASD umumnya mulai muncul pada usia 12-24 bulan di mana anak mengalami keterlambatan dalam perkembangannya.
Seiring bertumbuhnya anak, gangguan ASD dapat berdampak pada kemandirian, kesulitan dalam belajar, hingga kehidupan sosialnya.
Saat ini, penggunaan elemen musik untuk anak ASD sudah lebih banyak dilakukan dan semakin dikenal efektifitasnya.
Berdasarkan berbagai penelitian (Lai et al., 2012; Molnar-Szakacs & Heaton, 2012), musik dapat membantu anak ASD karena berbagai hal, yaitu:
Penggunaan musik untuk anak ASD dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu terapi musik dan aktivitas musik.
Terapi musik merupakan penggunaan musik dan elemennya secara profesional sebagai suatu intervensi dalam mengoptimalkan kualitas hidup dan meningkatkan kemampuan secara fisik, sosial, komunikasi, emosi, intelektual, dan kesejahteraan psikologis (World Federation of Music Therapy, 2011).
Oleh karena itu, terapi musik hanya boleh dilakukan oleh terapis profesional yang telah menempuh pendidikan sebagai terapis musik.
Terapi musik yang paling banyak digunakan untuk menangani anak dengan ASD adalah terapi musik improvisasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.