KOMPAS.com - Sirosis hati adalah gangguan ketika sel-sel hati yang sehat tergantikan oleh jaringan parut.
Kondisi ini biasanya terjadi secara bertahap, selama beberapa tahun sampai penyakit cukup parah.
Stadium atau tahap sirosis hati bisa dikelompokkan menjadi tingkat keparahan dan gejala klinis penyakit. Berikut penjelasannya.
Baca juga: Kenali Apa itu Sirosis Hati, Komplikasi Liver yang Perlu Diwaspadai
Dilansir dari MedicineNet, terdapat empat stadium sirosis hati dari awal sampai akhir, yakni:
Sirosis hati stadium awal ditandai dengan peradangan pada saluran empedu atau hati. Peradangan ini biasanya ditandai rasa tidak nyaman atau nyeri di perut.
Jika peradangan ini tidak segera diatasi, kondisi hati lama kelamaan bisa rusak dan penyakit bisa berlanjut ke tahap II.
Sirosis hati stadium kedua ditandai dengan mulai munculnya jaringan parut di hati karena peradangan.
Pada tahap ini, biasanya penderita mulai menyadari bahwa gejala penyakit yang dirasakan bukan karena sakit perut biasanya.
Hal ini disebabkan jaringan parut mulai menghalangi aliran darah di hati dan mengganggu kinerja organ hati. Namun, pada tahap ini penyakit masih mungkin diobati dan dicegah agar tidak bertambah parah.
Baca juga: 3 Gejala Sirosis Hati mulai dari Tahap Awal, Lanjut, sampai Bahaya
Sirosis hati stadium ketiga menunjukkan jaringan parut mulai banyak menggantikan jaringan sehat di hati.
Hal ini menyebabkan hati jadi mengeras, aliran darah ke hati terhambat, dan organ hati tidak dapat berfungsi optimal.
Terkadang, penderita sirosis hati tahap III juga mengalami komplikasi gangguan limpa. Pasalnya, darah yang tidak dapat mengalir ke hati, justru menumpuk di limpa.
Sirosis hati stadium keempat ditandai dengan gagal organ hati. Kondisi ini menunjukkan hati sudah tidak dapat berfungsi sama sekali.
Penderita yang sudah masuk ke tahap akhir sirosis hati perlu mendapatkan pertolongan medis intensif untuk mencegah kematian.
Baca juga: 8 Penyebab Sirosis Hati, dari Alkohol sampai Penyakit
Selain empat stadium sirosis hati, penyakit ini juga memiliki dua tahap untuk menujukkan gejala klinis, yakni: