SALAH satu penyebab kematian tertinggi di Amerika Serikat saat ini adalah SADS (Sudden Adult Death Syndrome). Kejadiannya meningkat hingga 10.000 kasus per tahun pada masa pandemi.
Hingga beberapa kelompok antivaksin menudingnya sebagai bagian dari efek vaksinasi. Benarkah?
SADS umumnya terjadi pada malam hari. Kondisi ini berkaitan dengan keluhan penyakit jantung.
Sebelumnya kepanjangan SADS, yakni Sudden Arrhytmia Death Sindrome. Namun karena angka kejadian ini terbanyak pada orang muda dewasa, artinya berubah.
Penyebab pasti belum diketahui. Apalagi kejadiannya pada malam hari, di mana saat itu orang beristirahat. Biasanya kejadian fatalistik dari kelainan jantung selalu berhubungan dengan aktivitas.
Beberapa kasus diketahui memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya. Juga ada kelainan-kelainan lain berupa diabetes melitus, riwayat pengobatan tertentu, kelainan genetik dan sebab-sebab lain yang berhubungan dengan kelemahan jantung.
Namun 20 persen menunjukkan status kesehatan yang baik. Tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
Yang menarik pada kasus SADS adanya keluhan irama jantung pada malam hari. Menurut Dr. Michael Ackerman MD, President of SADS Foundation, dalam wawancara dengan Roman Balmakov dari Epoch Time tanggal 28 Juli 2022, kondisi ini merupakan gabungan berbagai penyebab yang bersifat genetik dan non genetik. Namun kejadiannya memang cenderung meningkat, selama masa pandemi.
Dr Michael Ackerman menolak jika penyebab pasti SADS adalah karena vaksinasi. Karena telah disebutkan di awal wawancara banyak faktor yang memengaruhi kejadian SADS.
Selain itu, sulit untuk memastikan diagnosa SADS karena harus dilakukan otopsi.
Dari sumber wikipedia bahasa Inggris, diungkapkan adanya hubungan dengan kelainan pengerasan arteri koronaria. Beberapa disertai dengan hipertrofi otot jantung. Hal yang tidak lazim karena terjadi pada orang muda.
Pada tahap awal, keluhan yang muncul berupa nyeri dada pada 52 persen pasien, sesak napas 22 persen, pusing berputar 7 persen dan 19 persen pasien tanpa gejala sama sekali.
Seperti yang dikemukakan Dr Ackerman, para ahli menemukan adanya kelainan gen. Gen tersebut diidentifikasi dengan kode SCN5A.
Gen ini merupakan hasil mutasi dan memengaruhi fungsi jantung. Di beberapa negara Asia Tenggara terutama, Laos dan Thailand, banyak ditemukan kelainan gen ini.
Di Amerika Serikat pada 1981-1982 kejadian ini umumnya banyak terjadi pada imigran dari Laos dan Kamboja.
Pada tahun 2008 tidak lagi terbatas pada para pengungsi Laos dan Kamboja, tapi juga kelompok masyarakat lain. Namun memiliki riwayat keluarga dengan keluhan yang sama.
Di Inggris pada laporan yang dipublikasikan tahun 2007 disebutkan pria muda usia 18-25 tahun, delapan kali lebih berisiko untuk mengalami keluhan tersebut dibanding kelompok masyarakat lainnya.
Berdasarkan mekanisme autofagi, dapat diperkirakan gejala-gejala tersebut berkaitan dengan peningkatan kadar glukosa darah.
Pada saat tidur lelap tubuh secara natural memang melakukan proses autofagi. Growth hormon yang dilepaskan malam hari akan memicu pelepasan kortisol. Kortisol akan memengaruhi terjadinya glukoneogenesis.
Glukoneogenesis akan meningkatkan kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah yang tinggi meningkatkan tekanan osmotik darah.
Tekanan osmotik darah yang tinggi akan memicu pelepasan vasopresin atau antidiuretik hormon.
Vasopresin akan mengakibatkan penyempitan pembuluh darah arteri dan arteriol. Termasuk arteri koronaria di jantung.
Tak heran kondisi ini akan mengakibatkan keluhan nyeri dada. Semakin tinggi vasopresin yang dikeluarkan akan semakin kuat rasa nyerinya.
Akibat penyempitan arteri koronaria otot jantung akan mengalami iskemi atau kekurangan oksigen. Jika masih dapat dikompensasi hal ini memicu terjadinya hipertrofi otot jantung.
Jika iskemi terjadi cukup lama maka akan mengakibatkan infark atau kerusakan otot jantung permanen. Akibatnya irama jantung terganggu dan dapat mengakibatkan SADS! Jadi bukan oleh vaksin penyebabnya ya.
Tingginya kadar lemak darah akibat konsumsi karbohidrat berlebihlah yang jadi penyebabnya. Mulai kendalikan asupan karbohidrat sahabat agar terhindar dari risiko penyakit-penyakit berbahaya seperti SADS.
Untuk mencegah terjadinya SADS tersebut tentu saja sahabat harus membiasakan diet rendah karbohidrat. Kondisi ini akan membantu memecah lemak yang menempel di dinding pembuluh darah. Hingga penyempitan arteri koronaria tidak terjadi.
Untuk yang telah didiagnosa mengalami penyempitan arteri koronaria dapat membiasakan diri minum kopi atau teh tanpa gula. Hal ini akan membantu menurunkan kadar glukosa darah pascaglukoneogenesis dengan meningkatkan penggunaannya oleh sel. Juga dapat mempercepat pemecahan lemak
Mulai hidup sehat dengan mengendalikan asupan karbohidrat. Bukan dengan tidak sama sekali. Batasi jumlah dan waktu asupan agar tubuh selalu performa terbaiknya.
Salam semoga menjadi inspirasi hidup sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.