Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Peluang Regenerasi Sel pada Diabetes

Kompas.com - 31/07/2022, 06:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Urin membuang seluruh sisa metabolisme yang tidak dimanfaatkan oleh tubuh. Tidak hanya sampah metabolisme, seperti yang sering disampaikan selama ini. Tapi kelebihan zat-zat metabolit yang tidak dimanfaatkan oleh tubuh. Termasuk glukosa.

Artinya jika dalam urin terdapat kelebihan glukosa, kurangi asupan glukosa. Sederhana bukan? Yang buat ribet karena kita tidak peka dengan pesan tersebut dan terus memaksakan konsumsi glukosa tinggi.

Jika terjadi peningkatan glukosa dalam urin tanpa peningkatan konsumsi, sangat mungkin peningkatan ini terjadi akibat pemecahan cadangan glukosa di tubuh. Hal ini yang seringkali luput dalam penilaian pasen-pasen diabetes. Ini adalah fungsi katabolisme.

Banyak hal dapat meningkatkan proses katabolisme cadangan glukosa. Selain hormon glukagon, hormon kortisol juga meningkatkan proses katabolisme cadangan glukosa. Yang perlu kita pahami adalah penyebabnya dan proses-proses yang terlibat di dalamnya.

Cadangan glukosa dalam tubuh berupa glikogen dan lemak. Katabolisme lemak menjadi asam lemak menghasilkan berbagai zat yang penting. Salah satunya adalah leptin.

Leptin memberikan sinyal lapar ke otak. Itulah sebabnya gejala kedua yang sering ditemui adalah sering lapar (polifagi)

Kembali pada gejala pertama poliuri. Proses urinasi terjadi akibat tingginya kadar glukosa dalam darah. Oleh sebab apapun, baik karena asupan tinggi ataupun karena proses katabolisme yang meningkat.

Proses ini disertai dengan meningkatnya pelepasan berbagai zat elektrolit ke dalam urin. Pada tahap awal di mana saringan (filtrasi) di ginjal masih normal.

Terjadi reabsorpsi (penyerapan kembali) natrium di tubulus ginjal. Hal ini mengakibatkan kondisi peningkatan kadar natrium di dalam darah (hipernatremi).

Kondisi ini akan memberikan rangsangan rasa haus ke otak yang memberikan gejala ketiga sering haus (polidipsi).

Gejala terakhir adalah penurunan berat badan. Hal ini terjadi akibat meningkatnya proses katabolisme.

Seperti disebutkan sebelumnya, peningkatan glukosa terjadi akibat peningkatan katabolisme lemak dan gula otot (glikogen).

Selama ini glikogen dan lemak membentuk massa tubuh. Jadi dapat dipahami mengapa terjadi penurunan berat badan sebagai gejala keempat.

Baik proses oleh glukagon maupun kortisol tidak hanya memengaruhi proses glukoneogenesis.

Glukoneogenesis adalah pemecahan lemak menjadi glukosa. Banyak proses yang menyertainya. Proses yang memungkinkan terjadinya regenerasi tubuh. Proses yang kita kenal sebagai autofagi. Menjadikan kita organisme yang lebih baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com