Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/08/2022, 07:32 WIB
Ria Apriani Kusumastuti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kuku yang tidak tumbuh secara sempurna dan malah masuk ke dalam kulit di sekitarnya disebut dengan cantengan.

Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja dan ada beberapa penyebab kuku cantengan. Menurut Healthline, penyebab kuku cantengan adalah sebagai berikut.

  • Cara potong kuku yang salah
  • Kuku yang melengkung
  • Penggunaan sepatu yang terlalu kecil
  • Terdapat luka pada kuku
  • Kebersihan kaki yang tidak terjaga

Tidak hanya itu saja, tingkat keparahan yang akan dirasakan juga akan berbeda sehingga akan mempengaruhi diagnosa dokter selanjutnya.

Tindakan operasi akan diambil ketika kuku cantengan sudah parah dan mengganggu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang. Ini dia penjelasannya.

Baca juga: Penyebab Kuku Cantengan dan Cara Mengobatinya

Kapan kuku cantengan perlu dioperasi?

Tidak semua kondisi kuku cantengan perlu dioperasi, khususnya jika masih dalam tahap awal karena bisa disembuhkan sendiri di rumah.

Namun jika tingkat keparahannya sudah tinggi dan melibatkan infeksi atau nanah, maka Anda disarankan untuk menemui dokter.

Dokter akan memeriksa kuku cantengan tersebut untuk menentukan diagnosa selanjutnya dan memutuskan untuk melakukan operasi atau tidak.

Menurut artikel jurnal Institute for Quality and Efficiency in Health Care yang terbit di tahun 2018, dokter juga akan melakukan tes tambahan berupa pengambilan sampel darah.

Hal ini diperlukan untuk mengetahui penyebab infeksi pada kuku sehingga bisa melakukan tindakan dan pengobatan yang sesuai.

Baca juga: 11 Gejala Penyakit Jantung yang Bisa Terlihat di Kulit dan Kuku

Jenis operasi kuku cantengan

Menurut Medical News Today, jika ditemukan permasalahan yang dinilai akan memperparah kondisi kuku yang cantengan, dokter akan merekomendasikan pasien untuk melakukan pengangkatan kuku melalui operasi.

Jika dilihat dari kondisi kuku cantengan yang dialami, maka ada dua jenis operasi yang akan dilakukan.

1. Mengangkat sebagian kuku

Pada operasi ini, dokter hanya akan menghilangkan kuku yang masuk ke dalam kulit dan mempertahankan kuku yang normal.

Pasien akan diberikan anestesi lokal dan dokter kemudian akan memotong kuku yang masuk ke dalam kulit.

Akar dari kuku yang telah dipotong tersebut akan diberikan cairan kimia yang bernama fenol untuk mencegah kuku tumbuh lagi di bagian yang telah dipotong.

Kapas akan diletakkan pada bawah kuku untuk menghentikan pertumbuhannya di dalam kulit. Pasien diharapkan untuk mengganti kapas tersebut setiap hari untuk menghindari infeksi yang disebabkan oleh perkembangan bakteri jahat.

Jika ternyata ditemukan infeksi selama prosedur operasi, maka dokter juga akan memberikan antibiotik.

Tenang saja, waktu pemulihan dari prosedur operasi ini hanya 4 hingga 6 minggu saja dan kuku cantengan akan hilang sepenuhnya.

Baca juga: Pasca Operasi, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini untuk Percepat Pemulihan

2. Mengangkat seluruh kuku

Menurut Healthline, ada beberapa kondisi yang membuat dokter memutuskan untuk mengangkat seluruh kuku, seperti penebalan kuku yang menyebabkan cantengan dan kondisi yang buruk sehingga mengangkat seluruh kuku menjadi pilihan terbaik.

Prosedur operasi ini akan menghilangkan cantengan dan sel pada bantalan kuku sehingga kuku tidak bisa tumbuh lagi.

Pasien akan diberikan obat berupa ibuprofen, asetaminofen, Tylenol, atau parasetamol setelah prosedur operasi selesai.

Berbeda dengan prosedur operasi pertama, pasien akan sembuh dalam waktu 6 hingga 8 minggu dan selama proses penyembuhan, pasien diharuskan untuk mengenakan sepatu yang longgar atau alas kaki yang tidak tertutup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com