KOMPAS.com - Tekanan darah ibu hamil merupakan hal yang harus diperhatikan selama kehamilan. Oleh sebab itu, bumil biasanya dicek tensi sebelum pemeriksaan kehamilan dengan dokter atau bidan.
Tekanan darah normal pada ibu hamil umumnya tidak berbeda jauh dari kondisi orang dewasa pada umumnya yaitu 120/80 mmHg.
Tekanan darah dikatakan rendah jika berada di bawah 90/60 mmHg. Di sisi lain, tekanan darah di atas 140/90 mmHg pada kehamilan bisa menunjukkan kondisi tekanan darah tinggi.
Baca juga: Hubungan Stres, Hipertensi, dan Kadar Gula Darah
Tekanan darah tinggi merupakan kondisi yang sering terjadi selama kehamilan. Bahkan, hal ini bisa dialami wanita yang tidak memiliki riwayat hipertensi.
Namun, tekanan darah tinggi selama kehamilan tidak boleh diabaikan karena dapat membahayakan ibu dan janin.
Sebagai informasi, berikut 3 jenis hipertensi yang biasa terjadi pada ibu hamil.
Hipertensi kronis terjadi saat seorang wanita belum berada di masa kehamilan. Namun, pada beberapa kasus, hipertensi kronis bisa saja baru diketahui saat usia kehamilan berada di 20 minggu.
Hipertensi kronis pada ibu hamil dapat diketahui dengan melakukan cek tensi. Hipertensi kronis ditunjukkan dengan tekanan darah 140/90 mmHg.
Hipertensi kronis ini bisa bertahan selama kehamilan hingga 12 minggu pasca persalinan.
Perlu diketahui, hipertensi kronis pada ibu hamil disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu obesitas, riwayat hipertensi, dan usia saat hamil di atas 35 tahun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.