KOMPAS.com - HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus dan sampai sekarang ini belum ditemukan obatnya.
Menurut data WHO, ada peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS di dunia dan di Indonesia sendiri tercatat ada 50.282 kasus pada tahun 2019.
Kasus yang mencengangkan mengenai HIV/AIDS di Indonesia baru-baru ini adalah ditemukannya 3.744 kasus di Jawa Barat menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada bulan Januari hingga Juni 2022.
Mayoritas penderita HIV/AIDS adalah mereka yang menggunakan narkoba dan melakukan seks dengan pasangan yang berbeda-beda tanpa penggunaan kondom.
Baca juga: 15 Gejala Awal HIV yang Perlu Diwaspadai
Tidak hanya itu saja, UNICEF mencatat bahwa peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS mayoritas di kalangan usia remaja dan dewasa.
Meskipun HIV/AIDS tidak bisa diobati, ada beberapa tindakan pencegahan yang bisa dilakukan untuk menekan angka penularan penyakit ini.
Berikut adalah 5 cara pencegahan HIV/AIDS yang bisa Anda lakukan.
Menurut HIVinfo, beberapa media penularan HIV/AIDS adalah melalui air mani, sperma, dan cairan vagina.
Cairan tersebut akan menjadi media penularan HIV/AIDS ketika bertemu dengan selaput lendir yang ada di dalam dubur, vagina, bukaan ujung penis, dan mulut.
Dengan kata lain, setiap jenis hubungan seksual, termasuk seks anal akan memiliki kemungkinan yang tinggi untuk bisa menularkan HIV/AIDS.
Healthline juga menyebutkan bahwa aktivitas seksual bisa menjadi sarana untuk bertukar cairan dari kemaluan dan tidak melulu karena ejakulasi.
Penggunaan kondom ketika melakukan hubungan seksual kemudian menjadi sangat disarankan untuk melindungi diri dan pasangan dari risiko tertular HIV/AIDS.
Kemudian Healthline juga menyarankan penggunaan pelumas berbahan dasar air atau silikon untuk kondom sehingga tidak mudah robek atau copot.
Baca juga: Sejarah HIV/AIDS dari Masa ke Masa dan Asal-usulnya
Melakukan seks dengan pasangan yang berbeda-beda juga akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk tertular HIV/AIDS.
Berganti-ganti pasangan pasangan bisa sangat berbahaya karena kurangnya pengetahuan mengenai kehidupan seksual pasangan.