KOMPAS.com - Infeksi human immunodeficiency virus atau HIV adalah penyakit infeksi virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Apabila tidak diobati dengan cepat dan tepat, penyakit ini bisa berkembang menjadi AIDS atau acquired immune deficiency syndrome.
Terdapat beberapa gejala klinis HIV menurut WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia. Simak penjabaran berikut.
Baca juga: 15 Gejala Awal HIV yang Perlu Diwaspadai
Ada beberapa ciri-ciri HIV yang perlu diwaspadai berdasarkan stadium klinis WHO. Dilansir dari Kementerian Kesehatan, berikut di antaranya:
Pembengkakan kelenjar getah bening adalah gejala awal HIV. Pembengkakan kelenjar ini bisa lebih dari dua tempat dan ukurannya di atas satu Centimeter. Pembengkakan kelenjar di leher, ketiak, atau selangkangan ini juga bertahan lebih dari tiga bulan.
Penderita HIV biasanya juga mengalami penurunan berat badan sampai nyaris 10 persen dari bobot tubuhnya. Berat badan turun ini tanpa sebab jelas. Penderita tidak sedang menjalani program diet untuk menurunkan berat badan, atau menjalani olahraga berat.
Baca juga: Gejala HIV pada Pria dan Wanita
Ciri-ciri HIV lainnya yakni infeksi saluran napas atas (ISPA) yang ditandai dengan batuk, pilek, hidung tersumbat, radang di telinga atau tenggorokan. Penderita umumnya mengalami ISPA berulang, atau lebih dari dua kali dalam rentang waktu enam bulan.
Penderita HIV juga jamak mengembangkan penyakit herpes zoster atau cacar ular. Penyakit ini ditandai dengan ruam atau bintik-bintik dan terasa nyeri di sejumlah bagian tubuh. Bintik-bintik ini berkembang mengikuti pola akar saraf.
Awal tahap HIV juga bisa menyebabkan penderita sering mengalami sariawan atau luka robekan di sudut mulut. Penyebab sariawan terkait HIV ini tidak berasal dari kekurangan vitamin tertentu atau zat besi. Sariawan tersebut muncul lebih dari dua kali dalam rentang waktu enam bulan.
Baca juga: 4 Perbedaan HIV dan AIDS yang Perlu Diketahui
Gejala HIV pada kulit juga bisa dikenali dari kondisi sebagian kulit yang bersisik dan gatal. Terutama di kulit kepala, ketiak, punggung atas, dan selangkangan.
Infeksi jamur pada kuku bisa muncul ketika penderita terserang virus HIV. Beberapa tandanya antara lain bagian dasar kuku membengkak, kuku nyeri dan terlihat kemerahan, atau kuku terlepas apabila kondisi infeksi cukup parah.
Penderita HIV jamak mengembangkan bercak kemerahan berbentuk pita yang mengikuti kontur garis gusi. Kondisi ini disebabkan pendarahan spontan.
Baca juga: Sejarah HIV/AIDS dari Masa ke Masa dan Asal-usulnya
Penyakit HIV dapat ditandai dengan munculnya beberapa kutil atau benjolan kecil-kecil di kulit yang teraba kasar di telapak kaki dan wajah. Kutil ini terkadang tumbuh cukup banyak sampai mengganggu penampilan.
Pembengkakan kelenjar ludah atau parotis di bagian samping wajah yang kerap timbul dan hilang secara berulang, tidak nyeri, dan sebabnya tidak jelas termasuk salah satu gejala klinis HIV.
Penderita HIV biasanya juga sering diare tanpa sebab jelas. Saat diare kambuh, penderita bisa buang air besar (BAB) lebih dari tiga kali sehari. Kondisi sering diare ini berlangsung lebih dari sebulan.
Baca juga: Apakah Orang yang Terkena HIV Bisa Sembuh?
Infeksi virus HIV bisa menyebabkan penderita sering merasakan gejala demam atau suhu tubuh naik di atas 37,5 derajat Celsius. Sering demam ini muncul selama lebih dari sebulan.
Ketika daya tahan tubuh melemah setelah terserang HIV, penderita bisa mengembangkan infeksi jamur di mulut. Penyakit ini ditandai dengan bagian tengah lidah kemerahan atau kekuningan, bagian tepi atau samping lidah keputihan, dan lidah terasa sakit.
Di luar gejala klinis HIV di atas, penderita juga bisa mengembangkan infeksi lain seperti tuberkulosis (TBC), pneumonia, meningitis, empiema, piomiositis, infeksi tulang dan sendi, bakteremia, radang panggul, atau infeksi gigi dan mulut.
Baca juga: Susah Payah Transpuan Terhimpit di Pusaran HIV/AIDS dan Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.