Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Puspa Ayulestari
Dokter

Dokter dan kepala puskesmas

Salah Kaprah Sistem Pelayanan Kesehatan Tingkat Primer

Kompas.com - 27/08/2022, 10:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA merancang kalimat pembuka di tulisan ini bersamaan dengan adanya kabar penambahan satu kasus lagi angka kematian ibu (AKI) di sini.

AKI merupakan salah satu indikator untuk menilai baik buruknya kinerja pelayanan kesehatan. Dan juga menjadi tolok ukur raport kinerja pemerintah daerah melalui indeks pembangunan manusia (IPM).

Semakin tinggi AKI berarti IPM semakin rendah dan ini bisa jadi ada yang ‘keliru’ di sistem pelayanan kesehatan. Pada tingkat primer utamanya.

Angka kematian ibu di Indonesia memang masih sangat tinggi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2021 ada 305 kematian ibu per 100.000 penduduk.

Angka itu jauh melampaui target, yaitu di kisaran 183. Paling tinggi di antara negara-negara ASEAN.

Menurut hasil pengamatan UNFPA (United nations Fund for population activities), lembaga pengamat kesehatan independen di bawah naungan PBB, tidak ada korelasi positif antara tingginya kunjungan ibu hamil ke pusat pelayanan kesehatan dengan tingginya AKI.

Jadi biarpun angka kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan tingkat primer cukup tinggi, mencapai angka 90 persen (data BKKBN 2021), toh AKI-nya tetap tinggi juga. Ini berbeda dengan negara-negara lain yang menunjukan data sebaliknya.

Kenapa bisa seperti itu?

Secara umum pelayanan kesehatan di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu pelayanan kesehatan primer (puskesmas, dokter praktek mandiri/DPM dan klinik) dan sekunder/rujukan, yaitu rumah sakit.

Peran keduanya sebenarnya cukup berbeda. Pelayanan kesehatan primer selain memberikan tindakan pengobatan kuratif tingkat dasar, semestinya mengutamakan praktik kedokteran komunitas, dengan memberikan juga pelayanan promotif dan preventif.

Sedangkan RS berorientasi pada pelayanan kuratif secara paripurna berdasarkan kelasnya.

Namun praktik di lapangan, pelayanan kesehatan primer yang komprehensif, hanya dijalankan oleh Puskesmas dan beberapa DPM/klinik yang bekerja sama dengan BPJS. Pelayanan mengacu pada praktik kedokteran komunitas/dokter keluarga.

Kedokteran komunitas adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari dan melakukan kajian terkait masalah kesehatan yang dialami komunitasnya.

Salah satu syaratnya harus punya wilayah atau komunitas yang dibina. Puskesmas mempunyai wilayah kerja.

Begitu juga DPM dan klinik yang bekerja sama dengan BPJS, mereka mempunyai sejumlah orang untuk dijaga derajat kesehatannya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau