Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Menanggulangi Stunting secara Autofagi

Kompas.com - 10/09/2022, 07:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Inilah contoh pandangan parsialistik. Stunting hanya dilihat sebagai akibat kekurangan asupan.

Dalam pandangan umum, apabila sudah terjadi stunting pada seribu hari pertama, tidak dapat diperbaiki. Ini akan jadi kondisi permanen. Kondisi ini menjadi kerugian demografi.

Bayangkan ledakan penduduk yang berkualitas rendah. Akan menjadi beban pembangunan dan penduduk lain yang berkualitas lebih baik. Bukan bonus demografi.

Coba lihat konsep autofagi kembali pada temuan de Duve! Jangan terfokus seperti apa yang ditulis dalam Wikipedia.

Wikipedia menuliskan konsep autofagi hanya berdasarkan mekanisme kerja lisosom. Meliputi jalur makroautofagi, mikroautofagi dan mediasi kaperon.

Padahal selama proses autofagi juga terjadi proses lain yang bersamaan. Proses yang luput dari perhatian para peneliti. Ada berbagai aktivitas organ dan hormon yang terjadi selama proses autofagi.

Salah satunya adalah aktivitas peroksisom. Dari berbagai penelitian autofagi yang terdapat dalam katalog PubMed belum saya temukan yang melibatkan aktivitas peroksisom. Dianggap bukan bagian dari proses autofagi. Hanya fokus pada lisosom.

Padahal baik lisosom maupun peroksisom bekerja dipengaruhi oleh hormon yang sama. Bahkan saat pertama kali ditemukan oleh asisten de Duve, peroksisom dan lisosom dianggap organel yang sama. Ternyata keduanya sangat berbeda.

Peroksisom mencerna organel lain dengan peroksida dan enzin peroksidase. Sedangkan lisosom mencerna organel atau apapun menggunakan enzim hidrolase.

Dua jenis enzim ini memengaruhi organel atau molekul yang menjadi sasarannya. Peroksisom dengan peroksidase memengaruhi organel atau molekul yang tidak larut air. Sedangkan lisosom dengan hidrolase memengaruhi organel atau molekul yang larut air.

Sejak pertama kali ditemukan oleh de Duve hingga sekarang, telah banyak informasi yang diperoleh tentang lisosom dan peroksisom. Terutama hal-hal yang memengaruhi kerja kedua organel tersebut.

Saat pertama ditemukan, diketahui hanya glukagon yang memicu kerja kedua organel tersebut.

Saat ini diketahui, kerja kedua organel tersebut dipengaruhi oleh kortisol dan paratiroid hormon.

Sementara kortisol dan paratiroid hormon juga dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan. Hal ini yang jadi kunci penanggulangan stunting berdasarkan mekanisme autofagi.

Regulasi pelepasan hormon pertumbuhan ternyata dipengaruhi oleh kadar glukosa darah. Hal ini justru yang mendahului proses pelepasan glukagon saat terjadinya glukoneogenesis dan autofagi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau