Jika dibiarkan, kondisi ini menyebabkan cacat lahir, kelainan tabung saraf, dan persalinan prematur.
Semua ibu hamil berisiko mengalami anemi. Hal itu karena wanita yang sedang mengandung membutuhkan lebih banyak zat besi dan asam folat, dibandingkan dengan kondisi sebelum hamil.
Selain itu, risiko anemia akan meningkat, apabila:
- hamil anak kembar (lebih dari satu anak)
- memiliki jarak kehamilan yang berdekatan
- terlalu sering muntah karena morning sickness
- wanita yang hamil di bawah usia 17 tahun
- jarang konsumsi makanan mengandung zat besi
- memiliki riwayat anemia sebelum hamil
Baca juga: Bahaya Anemia dapat Mengancam Nyawa
Pentingnya tes darah selama kehamilan
Dokter kandungan atau bidan biasanya merekomendasikan para bumil untuk melakukan tes darah pada trimester pertama dan ketiga kehamilan.
Tes darah ditujukan sebagai upaya pertama dalam mengetahui faktor risiko anemia. Tes darah pada ibu hamil biasanya meliputi:
- Tes hemoglobin: mengukur kadar hemoglobin (Bb) dalam darah. Pada trimester pertama, Hb normal berkisal antara 11,6-13,9 gr/dL, trimester kedua antara 9,7-14,8 gr/dL, sementara pada trimester tiga yaitu 9,5-15 gr/dL.
- Tes hematrokit: bertujuan mengukur presentase sel darah merah dalam sampel darah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.