KOMPAS.com - Patah hati bisa dirasakan oleh siapa saja dan tidak melulu karena berakhirnya hubungan percintaan.
Kondisi yang menyebabkan stres berat, seperti kehilangan pekerjaan, kehilangan keluarga yang disayangi, hingga perubahan karir bisa menyebabkan patah hati.
Kondisi ini dinamakan dengan sindrom patah hati yang memiliki gejala hampir mirip dengan gejala serangan jantung.
Baca juga: 5 Dampak Perselingkuhan dalam Rumah Tangga pada Kesehatan
Kabar baiknya, Cleveland Clinic menjelaskan bahwa sindrom patah hati merupakan kondisi yang sementara dan bisa disembuhkan.
Gejala serangan jantung saat tidur, seperti nyeri dada dan muncul keringat dingin penting dikenali untuk dapat dikonsultasikan segera dengan dokter.
Untuk itu, kenali apa itu sindrom patah hati dan penyebabnya berikut ini.
Medical News Today menjelaskan bahwa sindrom patah hati akan menyerang bilik jantung sebelah kiri sehingga menyebabkan nyeri dan nafas yang tersengal-sengal.
Sindrom patah hati atau disebut juga dengan takotsubo kardiomiopati adalah kondisi yang terjadi secara tiba-tiba dan biasanya muncul karena kejadian yang memicu stres.
Cleveland Clinic juga menjelaskan bahwa kejadian yang dialami akan membuat otot jantung melemah secara drastis.
Ketika kondisi ini tidak ditangani segera, maka tingkat kematiannya akan sama dengan mereka yang mengalami serangan jantung.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi Trauma Perselingkuhan
Penyebab sindrom patah hati sebenarnya tidak diketahui secara pasti, namun banyak peneliti yang menduga bahwa stres berat yang dirasakan menjadi pemicunya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.