KOMPAS.com - Kanker masih menjadi salah satu masalah kesahatan terbesar di Indonesia. Menurut data yang diterbitkan oleh Globocan (Global Cancer Observatory) mencatat, total kasus kanker di Indonesia tahun 2020 mencapai 396.914 kasus dengan total kematian sebesar 234.511 kasus.
Ada banyak hal yang menyebabkan tingginya angka kasus kematian kanker di Indonesia, salah satunya adalah rendahnya kesadaran deteksi dini dan juga pengobatan yang terlambat.
Direktur Utama Pusat Kanker Nasional, RS. Dharmais, dr.Soeko Werdi Nindito MARS, menyebutkan masih banyak pasien yang datang ke rumah sakit kanker sudah penyakit sudah stadium lanjut.
“Sayangnya, yang datang ke RS. Dharmais itu sebagian besar stadium lanjut, stadium 3 dan 4. Ini artinya kita perlu perbaikan di deteksi dini, harusnya kanker itu yang paling bagus deteksi dini. Sehingga angka kesembuhannya (tinggi) dan pembiayaannya pun jadi lebih murah, dan yang paling penting usia harapan hidupnya jadi lebih tinggi,” tuturnya dalam Peresmian Tahapan Kemitraan Strategis untuk Tingkatkan Hasil Penanganan Kanker di Indonesia, 2 November 2022.
Baca juga: Tingkatkan Penanganan Kanker, Roche-RS Dharmais Jalin Kerja sama
Dalam praktiknya, pelayanan pengobatan kanker di Indonesia masih memiliki hambatan, seperti ketimpangan jumlah fasilitas penanganan kanker hingga terbatasnya jumlah tenaga medis khusus kanker.
Soeko memaparkan bahwa tidak meratanya fasilitas pelayanan kanker yang lengkap, membuat banyak pasien rujukan dari luar daerah melakukan pengobatan kanker di Jakarta. Akibatnya, sering terjadi penumpukan pasien kanker, pengobatannya pun menjadi terhambat karena harus melakukan antre yang panjang.
“Jumlah pasien yang datang itu banyak, setiap hari itu hampir seribu pasien datang ke Dharmais, maka terjadi antrean, sehingga menghambat proses pengobatan” jelasnya.
Kapasitas perawat onkologi
Untuk meningkatkan akses pasien terhadap pelayanan kanker, RS Dharmais menggandeng perusahaan farmasi PT.Roche Indonesia dalam pengembangan program peningkatan pelayanan kanker di Indonesia.
Program tersebut di antaranya, Project telementoring ECHO (Extension for Community Healthcare Outcomes) untuk menghubungkan tenaga kesehatan di daerah dengan pusat, sehingga pasien bisa ditangani di daerah tanpa harus selalu dirujuk.
Baca juga: 7 Kebiasaan Penting yang Bisa Diterapkan untuk Cegah Kanker Payudara
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.