Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengobati TBC Laten, Aktif, dan Kebal Obat yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 04/11/2022, 09:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Tuberkulosis atau TBC bisa berakinat fatal, jika tidak diobati.

Mengutip Cleveland Clinic, penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang biasanya menyerang paru-paru.

Namun, bisa juga memengaruhi organ lain, seperti tulang belakang, otak, atau ginjal.

Tidak semua orang yang terinfeksi TBC mengalami gejala.

Jika Anda terinfeksi bakteri, tetapi tidak memiliki gejala, Anda menderita tuberkulosis tidak aktif atau infeksi tuberkulosis laten (TBC laten).

Baca juga: Mewujudkan Indonesia Bebas TBC 2030

Ini mungkin tampak seperti TBC telah hilang, tapi sebenarnya masih ada hanya saja sedang tidak aktif (tidur) di dalam tubuh Anda.

Jika Anda terinfeksi, mengalami gejala, dan menular, Anda menderita tuberkulosis aktif atau penyakit tuberkulosis (penyakit TBC).

Menurut urutannya, stadium TBC sebagai berikut:

  • Infeksi primer
  • Infeksi TBC laten
  • Penyakit TBC aktif

Baca juga: 3 Penyebab TBC Masih Jadi Momok di Indonesia


Cara mengobati

Mengutip WebMD, tuberkulosis hampir selalu dapat disembuhkan dengan Anda mengkonsumsi obat antibiotik yang diresepkan dokter.

Obat itu berguna untuk membunuh bakteri penyebab TBC yang Anda derita. Sekitar selama 6-9 bulan Anda harus meminumnya.

Secara spesifik obat apa yang perlu Anda minum dan berapa lama Anda harus meminumnya bergantung pada obat mana yang bekerja untuk membasmi TBC Anda.

Terkadang, antibiotik yang digunakan untuk mengobati TBC tidak berhasil. Dokter menyebutnya TBC "kebal obat".

Jika Anda memiliki bentuk penyakit ini, Anda mungkin perlu minum obat yang lebih kuat lebih lama.

Baca juga: Apakah TBC Otak Bisa Sembuh?

TBC laten

TBC laten dapat aktif kembali dan menyebabkan infeksi aktif.

Oleh karena itu, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk membunuh bakteri yang tidak aktif sebagai tindakan antisipasi.

Pilihan obat untuk TBC laten meliputi:

  • Isoniazid (INH): obat terapi yang paling umum untuk TBC laten. Biasanya pil antibiotik isoniazid diminum setiap hari selama 9 bulan.
  • Rifampisin (Rifadin, Rimactane): antibiotik ini biasanya diminum setiap hari selama 4 bulan. Ini adalah pilihan mengobati TBC, jika Anda memiliki efek samping atau kontraindikasi terhadap INH.
  • Isoniazid dan rifapentine: biasanya kedua antibiotik ini diminum seminggu sekali selama 3 bulan di bawah pengawasan dokter.

Baca juga: 6 Langkah Tingkatkan Kesembuhan Orang dengan TBC

TBC aktif

Cara mengobatai TBC aktif biasanya dengan mengkonsumsi sejumlah antibiotik selama 6-9 bulan.

Ada 4 obat yang paling sering digunakan untuk mengobati TBC aktif, yaitu:

  • Etambutol (Myambutol)
  • Isoniazid
  • Pirazinamid
  • Rifampisin

Dokter mungkin akan melakukan pengujian kepada Anda untuk melihat antibiotik mana yang akan membunuh jenis tuberkulosis yang Anda derita.

Berdasarkan hasil tes, biasanya Anda akan minum 3 atau 4 obat selama 2 bulan. Setelah itu, Anda akan minum 2 obat selama 4-7 bulan.

Anda mungkin akan mulai merasa lebih baik setelah beberapa minggu perawatan. Namun, hanya dokter yang dapat memberi tahu Anda apakah Anda masih memiliki bakteri yang menularkan penyakit.

Jika sudah tidak, Anda mungkin dapat kembali ke rutinitas harian Anda.

Baca juga: Cara Penularan TBC yang Harus Diwaspadai

TBC kebal obat

Jika tubuh Anda tidak merespons obat yang biasa digunakan untuk mengobati TBC, Anda memiliki kondisi resistan terhadap obat.

Jika demikian, Anda harus diobati dengan kombinasi obat dan Anda perlu mengkonsumsi obat ini untuk jangka waktu yang lebih lama.

Jika sampai beberapa jenis obat tidak berhasil mengatasi kondisi Anda, Anda mengalami apa yang disebut dokter sebagai “TBC yang resistan terhadap berbagai obat”.

Anda harus minum obat kombinasi selama 20-30 bulan. Obat TBC ini meliputi:

  • Antibiotik yang disebut fluoroquinolones
  • Antibiotik suntik, seperti amikasin (Amikin), dan streptomisin
  • Perawatan antibiotik yang lebih baru, seperti bedaquiline (Sirturo), ethionamide (Trecator), dan para-amino salicylic acid. Ini diberikan di bersama obat lain. Obat Pretomanid digunakan bersama dengan bedaquiline dan linezolid.

Tuberkulosis yang resisten terhadap obat termasuk kondisi langka dan serius.

Banyak obat umum TBC yang diberikan (termasuk isoniazid, rifampisin, fluorokuinolon, dan setidaknya salah satu antibiotik yang disuntikkan) tidak menyembuhkan penyakit.

Penelitian menunjukkan bahwa kondisi tuberkulosis yang kebal obat tersebut dapat disembuhkan hanya sekitar 30-50 persen.

Baca juga: Jenis-jenis TBC dan Ciri-cirinya yang Perlu Diwaspadai

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau