Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Penyebab Batuk Kering pada Anak-anak, Pantang Diabaikan

Kompas.com - 07/11/2022, 19:31 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Batuk pada anak-anak tidak selalu disertai dengan lendir atau dahak. Si kecil bisa saja mengalami batuk kering yang penyebabnya bukan hanya sekadar sisa lendir yang tertinggal di tenggorokan.

Anak-anak yang menderita batuk kering, umumnya merasakan beberapa gejala berikut:

  • batuk tanpa dahak
  • suara batuk yang terkesan lebih keras
  • sensasi gatal atau menggelitik di tenggorokan
  • bertahan selama beberapa minggu

Batuk kering dapat membuat anak-anak merasa tak nyaman, bahkan hingga mengalami susah tidur akibat batuk kering di malam hari.

Baca juga: 10 Obat Batuk Kering dan Berdahak Alami ala Rumahan

Melansir Parents, ada sekitar 8 penyebab batuk kering pada anak-anak, yaitu:

1. Refluks asam lambung atau GERD

Saat episode refluks asam lambung, isi lambung naik ke kerongkongan. Kondisi ini mengakibatkan iritasi sehingga terjadilah batuk kering.

Refluks asam lambung kronis atau yang disebut penyakit gastroesophageal reflux (GERD) juga menyebabkan batuk kering terus-menerus pada anak-anak atau bayi.

Anak-anak yang mengidap penyakit GERD juga dapat merasakan gejala lain, termasuk mulas, sakit tenggorokan, kesulitan menelan, tersedak, sakit perut, bau mulut, dan nyeri dada.

2. Alergi

Alergi terjadi ketika sistem kekebalan anak-anak menganggap zat asing, seperti debu atau bulu hewan peliharaan sebagai ancaman.

Tubuh si kecil lantas merespons dengan memproduksi lebih banyak lendir yang dapat mengalir ke tenggorokan Anda sebagai postnasal drip (lendir ekstra di bagian belakang hidung dan tenggorokan) yang memicu batuk kering.

Selain batuk kering, alergi pada anak-anak juga menimbulkan beragam keluhan lain, termasuk mata merah, gatal-gatal, bersin, telinga tersumbat, hingga sinus.

Baca juga: Jenis-jenis Obat Batuk Berdahak dan Obat Batuk Kering

3. Asma

Asma menyebabkan pembengkakan pada saluran udara ketika adanya pemicu, seperti debu, serbuk sari, atau asap.

Pembengkakan saluran udara akibat asma menyebabkan radang paru-paru dengan gejala seperti batuk kering, sesak napas, mengi, dan dada sesak.

4. Covid-19

Ada sejumlah gejala Covid-19 yang sudah akrab kita dengar, termasuk batuk kering. Jika anak Anda mengalami batuk kering disertai demam dan sesak napas, segera lakukan tes antigen atau periksa ke dokter.

Gejala Covid-19 lainnya mungkin termasuk nyeri tubuh, anosmia, pilek, sakit tenggorokan, dan masalah pencernaan.

 

5. Croup

Croup adalah infeksi virus yang menyebabkan peradangan pada pita suara dan laring. Infeksi ini paling sering menyerang anak-anak usia 3 bulan hingga 5 tahun dan umumnya terjadi di musim dingin atau penghujan.

Salah satu tanda croup adalah batuk kering dengan suara keras, terjadi berulangkali, dan cenderung memburuk pada malam hari.

6. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (Pilek atau Flu)

Influenza dan flu biasa umumnya ditunjukkan dengan batuk berdahak. Namun, setelah virus mati atau hilang, anak-anak dan orang dewasa dapat mengalami batuk kering yang disebabkan oleh sisa lendir.

Batuk kering ini dapat bertahan dalam beberapa hari hingga berminggu-minggu. Infeksi virus lain yang juga ditandai dengan batuk kering ialah pneumonia dan bronkiolitis.

Baca juga: Mengenal Perbedaan Batuk Kering Biasa dan Gejala Covid-19

7. Batuk rejan

Ini merupakan infeksi saluran pernapasan sangat menular yang mudah dicegah dengan vaksin.

Batuk rejan yang sangat berbahaya pada bayi. Selain batuk kering yang terdengar seperti "whoop," ada beberapa gejala lain yaitu pilek, hidung tersumbat, dan bersin.

8. Menelan makanan atau benda berukuran kecil

Seorang anak dapat mengalami batuk kering dan mengi ketika ada penyumbatan di jalan napas.

Jika si kecil masih dapat bernapas dengan baik, coba keluarkan benda atau makanan dengan tepukan di punggung. Apabila benda itu tak kunjung keluar atau dimuntahkan, Anda harus segera membawa si kecil ke rumah sakit.

Kapan perlu ke dokter?

Dalam kebanyakan kasus, batuk kering yang diderita anak-anak balita akan mereda dan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Namun, Anda harus segera mengunjungi dokter spesialis anak, jika batuk berlangsung lebih dari 2 atau 3 minggu. Kondisi itu dapat mengindikasikan kondisi kronis seperti asma atau GERD.

Anda juga dianjurkan segera ke dokter apabila si kecil berada di bawah usia 4 bulan atau memiliki salah satu gejala berikut:

  • batuk kering yang berubah menjadi batuk berdahak dengan darah atau lendir hijau
  • batuk mengi yang bisa menandakan bronkiolitis
  • kesulitan bernapas atau sesak napas
  • demam tinggi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Health
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Health
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Health
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Health
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
Health
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Health
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Health
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Health
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Health
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Health
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Health
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau