KOMPAS.com - Batuk pada anak-anak tidak selalu disertai dengan lendir atau dahak. Si kecil bisa saja mengalami batuk kering yang penyebabnya bukan hanya sekadar sisa lendir yang tertinggal di tenggorokan.
Anak-anak yang menderita batuk kering, umumnya merasakan beberapa gejala berikut:
Batuk kering dapat membuat anak-anak merasa tak nyaman, bahkan hingga mengalami susah tidur akibat batuk kering di malam hari.
Melansir Parents, ada sekitar 8 penyebab batuk kering pada anak-anak, yaitu:
1. Refluks asam lambung atau GERD
Saat episode refluks asam lambung, isi lambung naik ke kerongkongan. Kondisi ini mengakibatkan iritasi sehingga terjadilah batuk kering.
Refluks asam lambung kronis atau yang disebut penyakit gastroesophageal reflux (GERD) juga menyebabkan batuk kering terus-menerus pada anak-anak atau bayi.
Anak-anak yang mengidap penyakit GERD juga dapat merasakan gejala lain, termasuk mulas, sakit tenggorokan, kesulitan menelan, tersedak, sakit perut, bau mulut, dan nyeri dada.
2. Alergi
Alergi terjadi ketika sistem kekebalan anak-anak menganggap zat asing, seperti debu atau bulu hewan peliharaan sebagai ancaman.
Tubuh si kecil lantas merespons dengan memproduksi lebih banyak lendir yang dapat mengalir ke tenggorokan Anda sebagai postnasal drip (lendir ekstra di bagian belakang hidung dan tenggorokan) yang memicu batuk kering.
Selain batuk kering, alergi pada anak-anak juga menimbulkan beragam keluhan lain, termasuk mata merah, gatal-gatal, bersin, telinga tersumbat, hingga sinus.
3. Asma
Asma menyebabkan pembengkakan pada saluran udara ketika adanya pemicu, seperti debu, serbuk sari, atau asap.
Pembengkakan saluran udara akibat asma menyebabkan radang paru-paru dengan gejala seperti batuk kering, sesak napas, mengi, dan dada sesak.
4. Covid-19
Ada sejumlah gejala Covid-19 yang sudah akrab kita dengar, termasuk batuk kering. Jika anak Anda mengalami batuk kering disertai demam dan sesak napas, segera lakukan tes antigen atau periksa ke dokter.
Gejala Covid-19 lainnya mungkin termasuk nyeri tubuh, anosmia, pilek, sakit tenggorokan, dan masalah pencernaan.
Salah satu tanda croup adalah batuk kering dengan suara keras, terjadi berulangkali, dan cenderung memburuk pada malam hari.
6. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (Pilek atau Flu)
Influenza dan flu biasa umumnya ditunjukkan dengan batuk berdahak. Namun, setelah virus mati atau hilang, anak-anak dan orang dewasa dapat mengalami batuk kering yang disebabkan oleh sisa lendir.
Batuk kering ini dapat bertahan dalam beberapa hari hingga berminggu-minggu. Infeksi virus lain yang juga ditandai dengan batuk kering ialah pneumonia dan bronkiolitis.
7. Batuk rejan
Ini merupakan infeksi saluran pernapasan sangat menular yang mudah dicegah dengan vaksin.
Batuk rejan yang sangat berbahaya pada bayi. Selain batuk kering yang terdengar seperti "whoop," ada beberapa gejala lain yaitu pilek, hidung tersumbat, dan bersin.
8. Menelan makanan atau benda berukuran kecil
Seorang anak dapat mengalami batuk kering dan mengi ketika ada penyumbatan di jalan napas.
Jika si kecil masih dapat bernapas dengan baik, coba keluarkan benda atau makanan dengan tepukan di punggung. Apabila benda itu tak kunjung keluar atau dimuntahkan, Anda harus segera membawa si kecil ke rumah sakit.
Kapan perlu ke dokter?
Dalam kebanyakan kasus, batuk kering yang diderita anak-anak balita akan mereda dan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Namun, Anda harus segera mengunjungi dokter spesialis anak, jika batuk berlangsung lebih dari 2 atau 3 minggu. Kondisi itu dapat mengindikasikan kondisi kronis seperti asma atau GERD.
Anda juga dianjurkan segera ke dokter apabila si kecil berada di bawah usia 4 bulan atau memiliki salah satu gejala berikut:
https://health.kompas.com/read/2022/11/07/193100768/8-penyebab-batuk-kering-pada-anak-anak-pantang-diabaikan