Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Penyebab Batuk Kering pada Anak-anak, Pantang Diabaikan

Kompas.com - 07/11/2022, 19:31 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Salah satu tanda croup adalah batuk kering dengan suara keras, terjadi berulangkali, dan cenderung memburuk pada malam hari.

6. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (Pilek atau Flu)

Influenza dan flu biasa umumnya ditunjukkan dengan batuk berdahak. Namun, setelah virus mati atau hilang, anak-anak dan orang dewasa dapat mengalami batuk kering yang disebabkan oleh sisa lendir.

Batuk kering ini dapat bertahan dalam beberapa hari hingga berminggu-minggu. Infeksi virus lain yang juga ditandai dengan batuk kering ialah pneumonia dan bronkiolitis.

Baca juga: Mengenal Perbedaan Batuk Kering Biasa dan Gejala Covid-19

7. Batuk rejan

Ini merupakan infeksi saluran pernapasan sangat menular yang mudah dicegah dengan vaksin.

Batuk rejan yang sangat berbahaya pada bayi. Selain batuk kering yang terdengar seperti "whoop," ada beberapa gejala lain yaitu pilek, hidung tersumbat, dan bersin.

8. Menelan makanan atau benda berukuran kecil

Seorang anak dapat mengalami batuk kering dan mengi ketika ada penyumbatan di jalan napas.

Jika si kecil masih dapat bernapas dengan baik, coba keluarkan benda atau makanan dengan tepukan di punggung. Apabila benda itu tak kunjung keluar atau dimuntahkan, Anda harus segera membawa si kecil ke rumah sakit.

Kapan perlu ke dokter?

Dalam kebanyakan kasus, batuk kering yang diderita anak-anak balita akan mereda dan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Namun, Anda harus segera mengunjungi dokter spesialis anak, jika batuk berlangsung lebih dari 2 atau 3 minggu. Kondisi itu dapat mengindikasikan kondisi kronis seperti asma atau GERD.

Anda juga dianjurkan segera ke dokter apabila si kecil berada di bawah usia 4 bulan atau memiliki salah satu gejala berikut:

  • batuk kering yang berubah menjadi batuk berdahak dengan darah atau lendir hijau
  • batuk mengi yang bisa menandakan bronkiolitis
  • kesulitan bernapas atau sesak napas
  • demam tinggi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com