KOMPAS.com - Kita semua tahu bahwa kebiasaan makan yang buruk adalah penyebab berat badan naik.
Namun, tahukah Anda jika obat tertentu juga bisa menjadi penyebab badan gemuk?
Semua jenis obat memang memiliki efek samping tertentu sehingga harus dikonsumsi sesuai dosis.
Terkadang, beberapa orang tidak menyadari jika obat harian yang dikonsumsinya bisa menjadi penyebab berat badan naik.
Profesor kedokteran geriatri dan nutrisi dari University of North Carolina mengatakan bahwa efek samping obat ak hanya masalah pencernaan, pusing, dan kelelahan.
"Kenaikan berat badan juga bisa bersumber dari efek samping obat. Kenaikan berat badan berpotensi besar pada orang dengan kondisi medis, seperti osteoartritis atau tekanan darah tinggi," kata Batsis.
Obat untuk penyakit jantung dan diabetes tipe 2 juga memiliki efek samping yang sama.
Baca juga: Kenali Apa Itu Penyakit Lupus, Penyebab, dan Komplikasinya
Obat yang menjadi penyebab badan gemuk tergolong lebih aman daripada suplemen bebas yang dijual pasaran. Namun, hal itu terjadi jika Anda mengkonsumsinya sesuai resep dokter.
Berikut beberapa jenis obat yang bisa menjadi penyebab berat badan naik:
Mempertahankan berat badan yang sehat adalah bagian penting untuk manajemen gejala diabetes tipe 2.
Sayangnya, beberapa obat yang diresepkan untuk membantu mengatasi kondisi tersebut seringkali mengakibatkan penambahan berat badan misalnya, suntik insulin.
Obat tersebut bekerja dengan membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa. Namun, insulin menyebabkan lonjakan berat badan, ketika sel menyerap terlalu banyak glukosa dan tubuh mengubahnya menjadi lemak.
Selain suntik insulin, jenis obat seperti Sulfonilurea juga bisa menjadi penyebab berat badan naik sekitar satu hingga dua kilogram.
Jenis obat tersebut bekerja untuk mengurangi kadar gula darah hingga 20 persen.
Obat tersebut bisa menjadi penyebab badan gemuk karena bekerja dengan merangsang sel beta di pankreas untuk melepaskan insulin.
Jika Anda telah menggunakan antidepresan untuk beberapa waktu dan berat badan Anda bertambah, itu bisa menjadi tanda suasana hati yang membaik.
Kenaikan berat badan yang signifikan bisa terjadi karena efek samping dari obat itu sendiri, terutama jika Anda menggunakan SSRI, kelas antidepresan yang paling sering diresepkan.
Antidepresan jenis SSRI bekerja dengan meningkatkan serotonin di otak.
Serotonin juga terlibat dalam proses biologis sekaligus berperan sebagai neurotransmitter yang mengatur berat badan dan nafsu makan.
Baca juga: 5 Obat Penurun Berat Badan dan Efek Sampingnya
Beta-blocker bekerja dengan memperlambat detak jantung, beban kerja jantung, dan pengeluaran darah, agar tekanan darah menurun.
Itu sebabnya jenis obat tersebut sering diresepkan sebagai pengobatan hipertensi, angina, dan detak jantung tidak teratur.
Obat ini bisa memicu efek samping berupa kelelahan insomnia, dan melambatnya detak jantung yang lambat.
Semua efek tersebut bisa memicu munculnya gaya hidup pasif, yang dapat menyebabkan berat badan ekstra.
"Penambahan berat badan sering terjadi dalam beberapa bulan pertama setelah memulai beta-blocker seperti atenolol atau metoprolol,” kata Batsis.
Hal ini terjadi karena munculnya perubahan metabolisme, sensitivitas insulin, dan dampak pada metabolisme otot rangka.
Konsumsi obat migrain dan naiknya berat badan bisa menjadi lingkaran setan.
Kelebihan berat badan bisa meningkatkan risiko migrain dan menyebabkan penyakit tersebut semakin parah.
Di sisi lain, obat untuk mengatasi migrain, seperti propranolol (Inderal) dan divalproex sodium (Depakote), juga bisa memicu naiknya berat badan.
Menurut American Migraine Foundation, orang dengan berat badan sehat yang mengalami migrain memiliki peluang sekitar tiga persen untuk mengalami sakit kepala kronis.
Namun, bagi orang yang kelebihan berat badan dan orang dengan obesitas, kemungkinan migrain kronis mencapai lima kali lebih besar.
Bagi Anda yang khawatir dengan efek samping gemuk setelah minum obat tertentu, hindari sembarangan menghentikan atau mencari alternatif obat yang sudah diresepkan dokter. Pastikan tetap konsultasi ke dokter untuk mengantisipasi efek samping tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.