KOMPAS.com - Paparan aerosol rokok listrik dapat menyebabkan EVALI pada orang dewasa maupun anak-anak.
Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Dimas Dwi Saputro, Sp.A mengatakan bahwa pada Agustus-Oktober 2019 di Amerika Serikat ditemukan kasus EVALI (e-cigarette or vaping product use associated lung injury).
Per 5 November 2019, terdapat 2.051 kasus Evali dan 39 pasien di antaranya meninggal dunia.
Artikel ini akan mengulas secara ringkas tentang EVALI, penyebab, dan tanda-tandanya.
Baca juga: Kandungan Rokok Elektrik yang Membuatnya Berbahaya
Mengutip Cleveland Clinic, EVALI adalah kondisi peradangan serius yang merusak paru-paru.
EVALI memengaruhi orang yang telah menggunakan produk rokok elektrik hingga 90 hari sebelum gejala dimulai.
EVALI dapat berkembang secara tiba-tiba dan hanya berlangsung sebentar (akut) atau berkembang secara bertahap dan terus-menerus dalam jangka waktu yang lebih lama (subakut).
Kasus EVALI yang parah bisa berakibat kematian. Kasus pertama EVALI dilaporkan di Amerika Serikat pada akhir 2019.
Akibatnya, penyedia layanan kesehatan dan peneliti medis tidak yakin dengan efek atau prospek jangka panjang EVALI.
"Dari CT scan didapatkan gambaran yang menunjukkan saluran napasnya menjadi keras, demikian juga pembuluh darah sekitarnya. Tentu saja ini tidak bisa kembali seperti semula, bahkan bisa meninggal," ujarnya terkait pasien EVALI usia 18 tahun.
Baca juga: Efek Samping Paparan Rokok Elektrik pada Perokok Pasif
Penyebab EVALI adalah penggunaan rokok elektrik atau vape.
Namun, dikutip dari Cleveland Clinic, pakar kesehatan tidak yakin komponen rokok elektrik mana yang secara langsung menyebabkan peradangan paru-paru.
Hanya saja, para pakar melihat ada kemungkinan hubungan EVALI dengan vitamin E asetat dalam kandungan rokok elektrik.
Vitamin E asetat adalah bentuk sintetik dari vitamin E.
Vitamin E asetat aman untuk dicerna atau dioleskan ke kulit Anda sebagai losion atau krim, tetapi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru saat Anda memanaskannya dan menghirupnya sebagai uap.
Dr. Dimas mengatakan bahwa sebanyak 29 sampel cairan bilas bronkus alveolar (BAL) dari pasien EVALI yang diteliti, ditemukan bahwa di dalamnya mengandung 100 persen vitamin E asetat, 82 persen THC (tetrahidrokanabinol), dan 62 persen nikotin.
Biasanya dalam kandungan rokok elektrik terdapat campuran vitamin E asetat dan THC. THC adalah bahan kimia utama dalam ganja yang menyebabkan Anda merasa mabuk.
Baca juga: Apakah Rokok Elektrik Lebih Aman Dibanding Rokok Konvensional?
Dikutip dari CDC, tanda-tanda EVALI dari pengamatan kasus pada 2019 hingga 2020, diketahui sebagai berikut:
Beberapa pasien telah melaporkan bahwa gejala mereka berkembang selama beberapa hari.
Sementara, yang lain melaporkan bahwa gejala mereka berkembang selama beberapa minggu.
Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik
EVALI dapat menjadi tantangan untuk didiagnosis karena memiliki gejala yang sama dengan banyak kondisi paru lainnya.
EVALI dapat terjadi pada siapa saja yang menggunakan vape. Namun, Anda lebih mungkin mengalami EVALI parah yang membutuhkan rawat inap, jika Anda:
"EVALI bisa dialami oleh ramaja bahkan usia 13 tahun, tidak hanya orang dewasa. Ini juga bisa terjadi, meski (rokok elektrik) tidak mengandung ganja, full nikotin saja," ujarnya.
Dr. Dimas menyarankan kepada semua remaja maupun orang dewasa untuk tidak coba-coba menggunakan rokok elektrik, terutama jika tidak pernah menggunakan produk tembakau sebelumnya.
Baca juga: Waspada Tingginya Tingkat Kecanduan Rokok pada Remaja di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.