KOMPAS.com - Batu ginjal memang sulit terdeteksi karena tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena itu, ada tes untuk mendiagnosis keberadaan dan kondisi batu ginjal pada tubuh seseorang.
Batu ginjal merupakan endapan seperti batu yang terbentuk di ginjal, organ yang bertugas menyaring limbah dan cairan ekstra dari tubuh.
Batu ginjal ada yang berbentuk kristal hingga batu keras yang awalnya berukuran kecil seperti butiran pasir hingga bongkahan kerikil.
Baca juga: 8 Tanda Batu Ginjal, Nyeri Selangkangan hingga Urine Berdarah
Batu ginjal berukuran kecil dapat keluar melalui urine saat Anda kencing. Anda memerlukan perawatan seperti obat-obatan, terapi untuk memecah batu, hingga operasi apabila batu ginjal berukuran besar.
Rasa nyeri di area perut hingga punggung adalah gejala klasik dari batu ginjal. Nyeri tersebut juga bisa terasa hingga selangkangan saat batu ginjal bergerak melewati saluran kemih.
Selain itu, gejala batu ginjal yang sering dikeluhkan, antara lain:
Jika Anda merasakan gejala intens yang menunjukkan keberadaan batu ginjal, termasuk nyeri perut tajam, sebaiknya segera periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Anda dapat mulai konsultasi dengan dokter umum. Apabila, keluhan yang dirasakan terkait batu ginjal, dokter umum dapat memberi rujukan ke dokter spesialis penyakit dalam, khusunya ginjal (nefrologi).
Dikutip dari Everyday Health, dokter spesialis ginjal kemungkinan akan bertanya tentang riwayat kesehatan Anda dan keluarga. Hal itu untuk menentukan terkait riwayat genetik batu ginjal atau kondisi lain yang memicu masalah ini, seperti diabetes.
Dokter juga akan menanyakan tentang kebiasaan diet atau pola makan, terutam konsumsi makanan yang memicu risiko pembentukan batu ginjal.
Baca juga: 8 Obat Batu Ginjal Alami yang Praktis ala Rumahan
Setelah itu, seseorang yang mengeluhkan gejala terkait batu ginjal juga dianjurkan menjalani tes pencitraan, urine, dan darah.
Tes pencitraan ditujukan untuk melihat atau memerikan kondisi ginjal, ureter, dan kandung kemih untuk mendiagnosis keberadaan batu ginjal.
Tes pencitraan yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis batu ginjal adalah pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT scan).
Selain CT scan, dokter spesialis kemungkinan menggunakan USG (ultrasonography) atau prosedur pengambilan gambar organ tubuh tertentu dengan memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi.
Ada 3 tahap tes urine yang dilakukan untuk mendiagnosis batu ginjal, yaitu:
Tes darah dapat membantu mengidentifikasi kondisi yang menyebabkan pembentukan batu ginjal, seperti:
Baca juga: Macam-macam Penyebab Urine Keruh: Batu Ginjal hingga Infeksi Vagina
Beberapa orang mungkin lebih berisiko memiliki batu ginjal dibandingkan yang lain. Misalnya, pria lebih berisiko memiliki batu ginjal dibanding wanita.
Selain itu, berikut faktor risiko terkait batu ginjal yang perlu Anda ketahui.