KOMPAS.com - Kemoterapi adalah salah satu cara mengobati kanker rahim dengan menggunakan obat-obatan.
Mengutip Cancer.net, kemoterapi bertujuan untuk menghancurkan sel kanker, agar tidak tumbuh, membelah, dan mencegah sel-sel tumbuh tak terkendali.
Biasanya obat kemoterapi untuk kanker rahim diberikan setelah pasien melalui operasi. Namun, bisa juga kemoterapi diberikan sebelum operasi.
Baca juga: Siapa yang Berisiko Terkena Kanker Rahim?
Obat kemoterapi untuk kanker rahim sebagian besar diberikan kepada pasien melalui suntikan, meskipun ada juga yang diberikan secara oral.
Mengutip Cancer.ca, cara itu dilakukan agar obat kemoterapi berjalan melalui aliran darah.
Jika berjalan melalui aliran darah obat dapat mencapai dan menghancurkan sel-sel kanker di seluruh tubuh, termasuk sel yang mungkin telah menyebar (terlepas dari tumor primer di dalam rahim).
Pemberian obat kemoterapi biasanya akan menyesuaikan jenis kanker rahim, yang meliputi:
Baca juga: Cara Mengobati Kanker Rahim dan Efek Sampingnya
Mengutip Cancer.ca, kemoterapi menggunakan obat antikanker atau sitotoksik, untuk menghancurkan sel kanker.
Obat kemoterapi untuk kanker rahim biasanya diberikan berupa kombinasi dari dua atau lebih obat.
Berikut obat kemoterapi yang paling umum digunakan untuk mengobati karsinoma endometrium adalah:
Kombinasi obat yang paling umum digunakan untuk mengobati karsinoma endometrium adalah:
Baca juga: Makanan untuk Mencegah Kanker Rahim yang Baik Dijadikan Kebiasaan
Berikut obat kemoterapi yang paling umum digunakan untuk mengobati sarkoma uterus adalah:
Kombinasi obat kemoterapi yang umum digunakan untuk mengobati sarkoma uterus adalah docetaxel dan gemcitabine.
Sementara, kanker rahim jenis karsinosarkoma dapat diobati dengan ifosfamide saja atau dikombinasikan dengan carboplatin, cisplatin, atau paclitaxel.
Tim kesehatan Anda akan mempertimbangkan kebutuhan pribadi Anda untuk merencanakan obat, dosis, dan jadwal kemoterapi.
Mengutip Medicine Net, biasanya obat kemoterapi untuk kanker rahim diberikan dalam siklus 3-6 minggu dengan waktu istirahat di antaranya untuk pemulihan dari efek samping.
Baca juga: Mengidap Kanker Rahim, Apakah Bisa Hamil?
Mengutip Cancer.ca, efek samping dapat terjadi dengan semua jenis pengobatan untuk kanker rahim, termasuk kemoterapi.
Efek samping penggunaan obat kemoterapi untuk kanker rahim, meliputi:
Namun, pengalaman setiap orang berbeda dalam mengalami efek samping penggunaan obat kemoterapi untuk kanker rahim.
Beberapa orang mungkin mengalami banyak efek samping, sedangkan orang lain memiliki sedikit atau tidak sama sekali.
Baca juga: Apakah Kehamilan Bisa Mencegah Kanker Rahim?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.