KOMPAS.com - Campak adalah salah satu infeksi virus yang bisa menyerang anak-anak. Virus campak menyebar melalui udara atau cairan dari bersin dan batuk penderitanya.
Dilansir dari Mayo Clinic, infeksi campak terjadi secara bertahap selama 2-3 minggu.
Pada 10-14 hari pertama setelah tertular, tubuh biasanya belum memberi respons, sehingga anak-anak umumnya tidak mengeluhkan gejala campak apa pun.
Baca juga: 4 Ciri-ciri Demam Campak yang Khas
Setelah dua minggu, campak mulai mengganggu sistem kekebalan tubuh anak. Berbagai gejala mulai dirasakan, dari demam ringan-sedang, batuk terus menerus, mata merah, hingga sakit tenggorokan.
Kemudian setelah 2 minggu, campak menyebabkan munculnyaa ruam berupa bintik-bintik merah kecil atau benjolan.
Ruam dapat menyebar ke lengan, dada, punggung, paha, tungkai bawah, hingga kaki. Munculnya ruam dapat disertai dengan suhu tubuh anak yang meningkat tajam hingga 40-41 derajat celcius.
Anak yang terkena campak tentu merasa kesakitan, lemah, dan sulit beraktivitas. Tak hanya itu, penyakit campak rentan berbahaya karena bisa memicu komplikasi hingga kematian.
Simak penjelasan berikut untuk mengetahui apa saja komplikasi campak pada anak.
Disarikan dari Antara dan Mayo Clinic, ada beberapa macam komplikasi yang bisa terjadi apabila si kecil terkena campak, yaitu:
Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dr. dr. Anggraini Alam, Sp. A (K) menjelaskan, anak yang terkena campak sangat berisiko meningkatkan infeksi karena turunnya kekebalan tubuh atau antibodi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.