Peran aktif posyandu adalah salah satu kunci bagi Pemprov NTB dalam menurunkan stunting.
"Di NTB kami punya posyandu keluarga, jadi tidak hanya melayani bayi dan ibu hamil saja," bebernya.
Ada posyandu KIA (kesehatan ibu dan anak), posyandu remaja, poswindu (untuk usia produktif), dan posyandu lansia.
"Karena kami tahu kalau bicara stunting, tidak hanya menyangkut soal bayi dan ibu hamil saja. Tapi kita bicara soal remaja juga, bagaimana remaja siap menjadi ibu yang sehat untuk anak-anaknya kelak," ungkapnya.
Baca juga: Makanan Tinggi Protein Hewani Cegah Stunting pada Anak
Dalam posyandu untuk remaja di NTB diberi edukasi dan vitamin penambah darah untuk mencegah anemia, yang menjadi risiko memiliki anak dengan stunting.
"Pemberian vitamin penambah darah itu tidak hanya untuk ibu hamil, tapi remaja juga harus diberikan agar calon ibu tidak ada yang anemia," ucapnya.
Sitti mengungkapkan bahwa pendekatan posyandu keluarga di NTB ini bersifat komperhensif karena bisa mengintervensi beberapa faktor penyebab stunting pada anak, seperti edukasi gizi yang terbatas, nikah dini, sanitasi buruk, dan kesehatan lingkungan yang tercemar.
"Dengan posyandu keluarga pendekatannya komperhensif, pernikahan anak juga bisa kami sasar. Kami cegah pernikahan anak dengan memfokuskan mereka pada pendidikan," ujarnya.
Untuk mendorong kesehatan lingkungan, Pemprov NTB juga mengarahkan posyandu berintegrasi dengan bank sampah.
"Bank sampah menjadi satu hal yang penting menurunkan stunting. Minimal 1 desa ada 1 bank sampah. bagus lagi kalau setiap lingkungan ada bank sampahnya," katanya.
Keluarga yang datang ke posyandu bisa sukarela membawa sampah, yang nantinya akan ditukar uang.
"Jadi, ibu-ibu bisa membawa sampah ke posyandu nanti dihargai sampahnya, 25 persen buat bantu operasional posyandu, 75 persen sisanya bisa menjadi tabungan buat ibu-ibu," bebernya.
Baca juga: Panduan Makan untuk Mencegah Stunting pada Anak
Menurunkan angka stunting merupakan pekerjaan berat, menurut Sitti, tidak bisa dilakukan tanpa gotong-royong.
Masalah ini perlu dukungan dan kolaborasi semua pihak, bukan hanya pemerintah dari tingkat desa, kabupaten kota hingga provinsi. Namun, juga pihak swasta dan masyarakat.
Selain memanfaatkan peran aktif posyandu sebagai cara untuk menurunkan angka stunting, pemprov NTB juga bergotong royong dengan Danone Indonesia untuk memberikan edukasi untuk mencegah stunting.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya