KOMPAS.com - Minum obat pencegah malaria sangat penting untuk mengurangi risiko penularan penyakit malaria.
Untuk diketahui, malaria adalah penyakit infeksi sel darah merah yang disebabkan parasit plasmodium.
Dilansir dari laman resmi RSUD dr. Mohamad Soewandhie Surabaya, penyakit ini menular lewat gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut.
Baca juga: Deforestasi Ancam Penyebaran Malaria Knowlesi pada Manusia
Penyakit malaria masih menjadi endemi di beberapa wilayah Indonesia, seperti Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Papua, Papua Barat, sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatra.
Simak penjelasan dokter spesialis anak dr Inke Nadia D. Lubis, M.Ked(Ped), Sp.A, PhD berikut untuk mengetahui anjuran minum obat pencegah malaria.
Dokter Inke menjelaskan, setiap pelaku perjalanan yang akan berpergian ke daerah endemis malaria perlu minum obat pencegah malaria.
“Konsumsi obat anti-malaria sangat direkomendasikan untuk mencegah risiko penularan malaria,” jelas Inke, dilansir dari Antara (28/4/2023).
Baca juga: Perbedaan Demam Gejala DBD, Tipes, dan Malaria menurut Dokter
Inke menyebutkan, saat ini jenis obat anti-malaria yang direkomendasikan dan tersedia di Indonesia adalah Doxycycline. Obat ini dapat digunakan untuk orang berusia 8 tahun ke atas.
Menurut Inke, berikut 3 aturan minum obat pencegah malaria:
“Kalau perjalanan (di daerah endemi malaria) satu minggu, maka kita harus minum obat ini selama lima minggu. Tujuannya, untuk memastikan tidak ada parasit malaria yang menetap di tubuh,” jelas Inke.
Menurut dokter alumnus London School of Hygiene and Tropical Medicine ini, waktu minum obat pencegah malaria relatif lama karena parasit penyebab malaria dapat mengendap di organ hati selama empat minggu, sebelum menyerang pembuluh darah.
Apabila tidak minum obat pencegah malaria secara tuntas, dikhawatirkan masih ada parasit plasmodium yang tersisa di hati dan sewaktu-waktu menyerang penderita.
“Saat ini pilihan obat untuk pencegahan bagi pelaku perjalanan hanya satu jenis, terdapat jenis lain, tapi tidak tersedia di Indonesia. Penanganannya pun berbeda dengan pasien yang sudah terinfeksi penyakit malaria," kata dia.
Baca juga: 3 Ciri-ciri Nyamuk Malaria
Menurut dokter yang juga pengajar di ilmu kesehatan anak Universitas Sumatera Utara (USU) ini, pelaku perjalanan yang akan mengunjungi daerah endemi malaria perlu persiapan lain selain minum obat pencegah malaria.
Caranya dengan meminimalkan kontak dengan nyamuk, seperti menggunakan losion anti-nyamuk, tidur dengan kelambu atau obat nyamuk, sampai mengenakan pakaian yang dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk.
Perlu diketahui, nyamuk malaria paling aktif pada saat menjelang matahari terbit dan saat matahari tenggelam. Jadi, pastikan Anda ekstra melindungi diri dari gigitan nyamuk pada waktu tersebut.
Tak hanya itu, Inke menyebutkan masyarakat yang tinggal di daerah endemi malaria juga wajib menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat untuk mengurangi risiko penularan malaria.
Baca juga: 7 Gejala Penyakit Malaria Ringan sampai Parah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.