SINGAPURA, KOMPAS.com - Maraknya deforestasi dan alih fungsi lahan hutan menjadi ancaman peningkatkan kasus penyakit malaria knowlesi pada manusia.
Hal itu mengemuka di forum diskusi panel From Zoonosis to Antimicrobial Resistance di The 7th World One Health Congress 2022 di Singapura, Selasa (8/11/2022).
Untuk diketahui, malaria knowlesi adalah penyakit malaria yang disebabkan infeksi protozoa Plasmodium knowlesi. Penyakit ini jamak menginfeksi kera ekor panjang (Macaca fascicularis) di Asia Tenggara.
Baca juga: Antisipasi Pandemi Penyakit Zoonosis, G20 Perkuat Komitmen One Health
Seseorang bisa tertular penyakit malaria ini ketika digigit nyamuk Anopheles leucosphyrus, yang baru menggigit kera ekor panjang dan terinfeksi protozoa penyebab malaria knowlesi.
Saat terkena penyakit ini, penderita bisa merasakan gejala malaria knowlesi yang khas seperti demam sampai menggigil, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, badan lemas, tidak nafsu makan, terkadang disertai batuk dan sakit perut.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, dr Inke Nadia D. Lubis, M.Ked(Ped), Sp.A, PhD menjelaskan bagaimana habitat monyet terdesak deforestasi dan alih fungsi lahan bisa meningkatkan kasus malaria knowlesi.
“Sebetulnya knowlesi (malaria) ini umum di hewan monyet ekor panjang. Nah, ketika monyet ini kehilangan habitatnya, ketika manusia mengubah hutan menjadi kebun atau plantation lainnya, maka paparan malaria ini kepada manusia akan semakin tinggi,” jelas Inke, saat berbicang di acara setempat.
Menurut Inke, banyak penyakit yang awalnya berawal dari hewan. Namun, ketika lingkungan sekitarnya mengalami perubahan secara signifikan, dampaknya penyakit berkembang menyerang manusia.
“Awalnya penyakit ini menginfeksi hewan, tapi ketika terpapar terus-menerus, maka kuman juga akan beradaptasi, lalu jadi menyerang manusia,” ungkap dia.
Baca juga: Jadi Silent Pandemic, Kenali Apa itu Resistensi Antibiotik
Berdasarkan riset yang tengah dijalankan Inke dan timnya, penyakit malaria knowlesi telah terdeteksi di Kalimantan Utara. Wilayah ini berbatasan dengan Sabah, Malaysia yang mendominasi kasus malaria karena Plasmodium knowlesi. Selain itu, penyakit ini juga ditemukan di Sumatra dan Sulawesi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.