TIDAK pernah terpikirkan sebelumnya oleh Eva Echeverria (63) bahwa bedak bayi talc yang biasa ia gunakan sebagai feminine hygiene dapat menyebabkan ia terkena penyakit kanker ovarium stadium lanjut.
Eva menggunakan salah satu merek bedak bayi sejak ia berusia 11 tahun hingga pada 2016, dia menemukan fakta bahwa ada seorang wanita yang menderita penyakit yang sama dengan yang ia derita akibat penggunaan bedak tabur tersebut.
Lalu Eva melayangkan gugatan kepada perusahaan bedak tersebut karena diduga produknya memicu kanker mesothelioma dan kanker ovarium.
Eva memenangkan gugatan dan tergugat wajib membayar ganti rugi sebesar 8,9 miliar dollar AS. Eva merupakan salah satu dari 38.000 penyintas kanker yang menjadi korban.
Menyoroti lebih jauh tentang bagaimana asbes bisa masuk ke dalam produk bedak bayi tabur, ternyata secara alami asbestos diperoleh dari hasil tambang.
Perusahaan bedak tersebut terbukti telah mengetahui fakta ini selama beberapa dekade lamanya. Reuters mengungkap laporan investigasi terkait dugaan produk baby powder yang terkontaminasi asbestos pada 2018.
Berdasarkan laporan investigasi tersebut, telah dilakukan berbagai studi yang meneliti kandungan asbestos dalam produk bedak tersebut sejak 1957.
Talc digunakan dalam bedak tabur karena dipercaya mampu mengabsorpsi kelembaban dan dapat mencegah ruam popok pada kulit bayi.
Namun, secara alami talc dapat terkontaminasi oleh asbestos sejak dari hulu. Lokasi penambangan mineral talc yang berdekatan dengan deposit asbestos dapat menyebabkan proses penambangan talc yang terkontaminasi oleh asbestos.
Tidak hanya produk bedak bayi, produk kosmetik lainnya yang berbahan dasar talc juga diyakini dapat terkontaminasi asbestos, misalnya talcum powder, body powders, facial talcum, dan talc derajat farmaseutikal.
Asbestos merupakan senyawa karsinogen penyebab kanker mesothelioma, kanker ovarium dan beberapa jenis kanker lainnya.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Gordon, dkk, dari berbagai jenis produk talc, diperoleh fakta bahwa dalam produk-produk yang diuji tersebut terkandung salah satu atau lebih jenis asbestiform berupa anthophyllite, tremolite, dan chrysotile asbestos.
Jenis serat asbestos ini juga ditemukan pada jaringan paru dan kelenjar getah bening pasien kanker mesothelioma.
Serat asbes tidak dapat dilihat, dibaui, atau dicicipi karena serat asbes memiliki ukuran diameter kurang dari 3 µm (kira-kira lebih tipis dari 1/700 rambut kita) dengan panjang 3 kali diameter yang akan dapat dengan mudah terhirup oleh manusia.
Selain melalui inhalasi, serat asbestos dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui organ genitalia. Serat asbestos yang masuk ke dalam tubuh tidak dapat dikeluarkan dari tubuh, sehingga serat asbestos akan terdeposisi ke dalam beberapa organ tubuh.