Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yustina
ASN Badan POM RI

ASN di Badan POM RI

Asbestos, Monster Pembunuh dalam Bedak Bayi

Kompas.com - 30/04/2023, 07:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Setelah mengetahui bahaya asbestos, kita perlu tahu siapa saja yang berisiko terpapar oleh asbestos. Yuk, simak penjelasannya dilansir dari situs Mesothelioma Hope.

  1. Orang dewasa yang menggunakan bedak tabur sebagai produk hygiene sehari-hari
  2. Orang tua dan pengasuh yang menggunakan bedak tabur ini pada bayi dan anak-anak
  3. Orang-rang yang ketika masa kecilnya diberikan bedak tabur ini
  4. Para penambang talc
  5. Pekerja yang bekerja di industri produksi bedak tabur berbahan dasar talc

Dari kelima jenis orang yang berisiko terpapar asbestos, penambang talc menjadi salah satu pihak yang sangat berisiko terpapar asbestos, karena para penambang bekerja di area ketika talc ditambang, diproses dan dikemas menjadi produk jadi.

Faktor risiko akan semakin meningkat bila selama proses produksi, para pekerja tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri yang memadai.

Selain itu, ketika bedak berbahan dasar talc digunakan untuk bayi dan anak-anak ataupun untuk orang dewasa, semua orang yang berada di area tersebut memiliki risiko yang sama akan eksposur asbestos.

Meski hanya sedikit taburan bedak yang tersebar, namun partikel-partikel ini dapat terdispersi di udara. Manusia dapat menghirup atau menelan sejumlah kecil partikel asbestos berukuran kecil dan merasa sakit beberapa tahun kemudian.

Langkah aman penggunaan bedak bayi

Dikarenakan bedak berbahan dasar hamper selalu mengandung cemaran asbestos, maka bahan alternatif pengganti talc mutlak diperlukan.

Beberapa bahan substitusi bebas asbestos yang dapat digunakan sebagai bahan dasar bedak di antaranya serbuk pengabsorb kelembaban yang mengandung tepung jagung, baking soda, tepung tapioka, tepung garut, tepung beras, kaolin clay dan tepung gandum.

Bahan-bahan alternatif ini mudah ditemui di pasar lokal, ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.

Meski hingga saat ini Badan POM belum mampu menguji asbestos dalam bedak bayi dan sejenisnya, namun para orangtua dapat mengambil beberapa langkah antisipatif mencegah ruam popok pada bayi sebagai berikut :

a. Selalu utamakan Cek KLIK (Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin Edar, dan Cek Kedaluwarsa) sebelum membeli produk.

Pastikan produk yang dibeli bebas mengandung asbestos (tidak mengandung talc, atau mengandung talc yang telah tersertifikasi bebas asbestos).

b. Jika kekhawatiran menghirup bedak berbahan dasar non-talc menjadi perhatian serius bagi para orangtua, maka mereka dapat menggunakan alternatif produk berupa ointment/salep.

Seperti yang telah diketahui, bedak bayi dapat membuat membran mukosa kering dan menyebabkan pneumonia, asma, pulmonary talcosis, fibrosis paru dan sejumlah kegagalan pernafasan lainnya pada anak dan dewasa.

c. Gunakan bedak tabur jika memungkinkan sejauh mungkin dari bayi dan anak-anak. Gunakan sejumlah kecil bedak tersebut dengan carat uang ke telapak tangan baru dioleskan ke kulit bayi.

Hindari penggunaan bedak talc ke area genitalia. Meski kasus kanker akibat paparan asbestos ini banyak ditemukan pada wanita, namun sebaiknya penggunaan bedak talc pada bayi laki-laki juga dihindari.

d. Orangtua dapat memanfaatkan bahan alternatif bebas asbestos sebagai bahan dasar pembuatan bedak.

Bahan-bahan di atas mudah ditemukan di pasar tradisional, sehingga orangtua dapat mencoba membuat racikan DIY bedak bayi di rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com