Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Komplikasi HIV yang Harus Diwaspadai, Ada Herpes dan Kanker

Kompas.com - 17/05/2023, 20:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Banyak komplikasi kesehatan yang bisa terjadi karena memiliki human immunodeficiency virus (HIV).

Mengutip Healthline, HIV adalah salah satu bentuk infeksi menular seksual.

Virusnya bekerja melemahkan sistem imun tubuh Anda, membuat Anda lebih mungkin mengembangkan banyak infeksi dan jenis kanker tertentu.

Baca juga: Kenali Apa Itu HIV, Penyebab, dan Tanda-tandanya

Oleh karena itu, orang dengan HIV (ODHA) memiliki tubuh yang lebih rentan terhadap sejumlah penyakit.

Secara bertahap, HIV menargetkan sel sistem kekebalan spesifik, yang disebut sel CD4. Seiring waktu, virus semakin merusak sel-sel tersebut.

Ketika jumlah CD4 Anda sangat rendah, di bawah 200 sel per mililiter kubik (sel/mm3) akan muncul komplikasi HIV atau infeksi oportunistik (IO) yang memanfaatkan sistem imun tubuh yang melemah.

Baca juga: 4 Faktor Risiko HIV yang Harus Diwaspadai

Pada tahap ini, ODHA masuk stadium 3 HIV atau Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). AIDS adalah kondisi kronis yang berpotensi mengancam jiwa yang disebabkan oleh HIV.

Secara umum, ODHA tidak akan mengalami infeksi oportunitik, jika jumlah sel CD4 masih di atas 500 sel/mm3.

Berikut artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang komplikasi HIV yang berpotensi terjadi.

 

Baca juga: 7 Kelompok Rentan Terkena HIV yang Memiliki Faktor Risiko Tinggi

Apa saja komplikasi HIV yang berpotensi terjadi?

Disari dari Medical News Today dan Healthline, berikut macam komplikasi HIV yang harus Anda waspadai:

  • Herpes simpleks: infeksi penyakit yang umum menyebabkan luka berulang pada penderita HIV. Ini bisa menginfeksi bronkus atau kerongkongan.
  • Kandidiasis: infeksi jamur yang menyebabkan lapisan putih tebal terbentuk pada kulit, kuku, dan selaput lendir. Ketika memengaruhi mulut, ini disebut sebagai kandidiasis mulut.
  • Septikemia Salmonella: infeksi Salmonella dapat berkembang menjadi bentuk parah yang disebut sebagai Salmonella septicemia yang menyebar ke aliran darah.
  • Toksoplasmosis: infeksi parasit yang biasanya menyerang penderita HIV dengan jumlah CD4 di bawah 200. Jika parasit sampai ke otak, dapat menyebabkan kejang.
  • Pneumonia: kondisi paru-paru yang diakibatkan oleh infeksi salah satu dari banyak bakteri, virus, atau jamur. Ini bisa parah atau mengancam jiwa bagi orang dengan HIV.
  • Pneumocystis pneumonia (PCP): infeksi oportunistik (IO) menjadi penyebab utama kematian dari penderita HIV.
  • Tuberkulosis (TBC): infeksi bakteri pada paru-paru, tapi dapat menyebar ke bagian lain di tubuh, termausk ginjal, tulang belakang, dan otak. Ini salah satu penyebab utama kematian pada penderita HIV.
  • Coccidioidomycosis atau valley fever: infeksi jamur yang biasanya menyerang paru-paru. Ini dapat menyebabkan pneumonia, jika tidak ditangani.
  • Kriptokokosis: infeksi jamur yang sering masuk melalui paru-paru, kemudian dapat menyebar ke otak, tulang, dan saluran kemih. Ini sering kali menyebabkan meningitis kriptokokus.
  • Kriptosporidiosis: penyakit diare kronis, yang terjadi karena infeksi parasit usus Cryptosporidium melalui makanan atau minuman.
  • Sitomegalovirus: infeksi virus yang umum menyebabkan infeksi mata (retinitis), otak (ensefalitis), atau perut meradang (gastrointestinal).
  • Histoplasmosis: ini sejenis pneumonia. Komplikasi HIV ini terjadi karena infeksi jamur Histoplasma capsulatum, yang biasanya menyerang paru-paru.
  • Isosporiasis: infeksi jamur parasit yang berkembang ketia Anda minum atau bersentuhan dengan makanan dan sumber air yang terkontaminasi.
  • Kompleks mikobakterium avium: ini infeksi dari berbagai jenis mikobakteri, yang bisa mengancam jiwa bagi penderita HIV karena menyebabkan pneumonia atau menyebar ke seluruh tubuh.
  • Leukoensefalopati multifokal progresif: ini kondisi infeksi virus langka yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang. Ini bisa menyebabkan gangguan jiwa.
  • Sarkoma kaposi: bentuk kanker yang sering muncul dengan lesi oral menutupi permukaan kulit. Ini jarang terjadi pada orang umum tanpa HIV.
  • Limfoma: kanker yang menyerang sel darah putih dan kelenjar getah bening. Ada banyak jenis limfoma, yang paling sering menyerang ODHA adalah limfoma Hodgkin dan limfoma non Hodgkin.
  • Kanker serviks invasif: wanita dengan HIV berisiko lebih besar terkena kanker serviks. Kanker dimulai di leher rahim, kemudian dapat menyebar ke organ lain, jika tidak diobati.
  • Konfeksi: kondisi dengan lebih dari satu infeksi aktif di waktu bersamaan. Koinfeksi umum pada penderita HIV meliputi tuberkulosis, hepatitis B, dan hepatitis C.
  • Gangguan kesehatan mental: komplikasi HIV bisa berdampak pada kesehatan mental penderitanya, meliputi stres, gangguan suasana hati, kecemasan, dan masalah kognitif lainnya.
  • Gangguan neurokognitif: dikenal sebagai gangguan neurokognitif terkait HIV (HIV-associated neurocognitive disorders/HAND), yang dapat menyebabkan kehilangan ingatan sesekali hingga demensia. Ini bisa terjadi bahkan ketika ODHA telah menggunakan obat yang efektif.

Baca juga: Bahaya Penyakit HIV yang Harus Jadi Perhatian

Cara terbaik untuk mencegah komplikasi HIV adalah minum obat secara konsisten sesuai resep, menjaga gaya hidup sehat, dan segera periksa ke dokter ketika muncul kondisi yang tidak biasa.

Terapi antiretroviral menjaga sistem kekebalan tetap sehat.

Jika diminum secara konsisten hingga tingkat virus dalam darah tidak terdeteksi, bisa mengurangi risiko komplikasi HIV dan penularan ke orang lain.

Baca juga: Kenali Apa Itu Ruam HIV dan Jenisnya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau