Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Diabetes Sebagai Penyebab Neuropati Paling Umum

Kompas.com - 02/06/2023, 21:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Diabetes bisa sangat memengaruhi kesehatan saraf Anda.

"Penyebab neuropati paling umum di seluruh dunia adalah diabetes," kata Aalok Agrawal, Wakil Presiden Senior P&G Health, Asia, India, Timur Tengah & Afrika kepada Kompas.com pada Jumat (26/5/2023).

Merujuk Kementerian Kesehatan RI, diabetes adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis, yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi tidak terkontrol.

Gula darah sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dL dan gula darah puasa (GDP) lebih dari 126 mg/dL.

Baca juga: 12 Penyebab Neuropati yang Harus Diwaspadai

Seberapa umum diabetes menjadi penyebab neuropati?

Agrawal mengatakan bahwa pada populasi umum diperkirakan 1 dari 10 orang dan 1 dari 2 penderita diabetes menderita neuropati.

Jumlah total pasien diabetes di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika diproyeksikan mencapai 603 juta pada 2045.

"Diperkirakan sekitar 50 persen dari pasien ini akan berkembang menjadi neuropati perifer selama hidup mereka," ujar Agrawal.

 

Baca juga: Neuropati Perifer Tingkatkan Risiko Kematian Penderita Diabetes

Di Asia Tenggara, pasien diabetes yang terkena neuropati perifer diabetik memiliki proporsi yang sangat tinggi, di beberapa negara mencapai 60 persen.

"Di Indonesia, jumlah penderita diabetes meningkat dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi 19,5 juta pada tahun 2021. (Indonesia) naik dari urutan ketujuh menjadi urutan kelima untuk jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia," terangnya.

Dalam sebuah penelitian dari Bali, dari 110 pasien diabetes tipe 2 dan neuropati berdasarkan elektromiografi, 54 persen mengalami nyeri neuropati diabetik.

Jika tidak ada intervensi yang berhasil untuk mencegah diabates, Agrawal mengatakan bahwa diperkirakan dari 9,7 miliar orang yang akan hidup di dunia pada 2050, 1/3 di antaranya akan menderita diabetes.

"Setengah dari mereka akan memiliki neuropati perifer dan setengahnya lagi dari mereka akan berakhir menderita neuropatik," ucapnya.

Baca juga: Kenali Apa Itu Neuropati Diabetik, Penyebab, dan Tanda-tandanya

Selain diabetes, penyebab neuropati lain yang memiliki prevalensi semakin tinggi dan sekarang menjadi perhatian para ahli adalah obesitas.

"Pasien obesitas, bahkan ketika metabolisme glukosa mereka benar-benar normal dan mereka tidak menderita diabetes atau pra-diabetes, mereka menderita kerusakan saraf dan gejala neuropati," tuturnya.

Ia mengatakan bahwa bagaimana obesitas menjadi penyebab neuropati belum diketahui dengan jelas oleh para ahli. Sehingga, pasien sering kali menderita neuropati tanpa didiagnosis dan mengembangkan komorbiditas serta komplikasi.

"Sangat penting bahwa seluruh ekosistem praktisi kesehatan, apoteker, pemimpin opini utama, pemerintah, media, dan perusahaan bersatu untuk meningkatkan kesadaran akan masalah kesehatan masyarakat akut yang memengaruhi jutaan pasien ini," pungkasnya untuk mencegah neuropati.

Baca juga: Tanda-tanda Neuropati Perifer pada Penderita Diabetes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau