KOMPAS.com - Program Shokuiku atau edukasi makan yang kini diterapkan di Jepang memiliki sejarah panjang sejak abad ke-19 silam.
Untuk diketahui, Shokuiku adalah praktik pendidikan atau edukasi mengenai makanan serta membangun kesadaran untuk membentuk pola makan sehat.
Shokuiku berasal dari dua kata yakni "Shoku" yang artinya diet atau pengaturan makan, serta “Iku” yang artinya pertumbuhan dan pendidikan.
Baca juga: Menilik Praktik Shokuiku, Edukasi Makan Sehat sejak Dini ala Jepang
Istilah ini kali pertama diperkenalkan Sagen Ishizuka, sarjana terkemuka di bidang kedokteran dan farmasi lewat bukunya bertajuk Diet for Health. Buku tersebut menyoroti efek diet pada kesehatan manusia.
Simak perubahan wajah menu makan siang ala Shokuiku di Jepang dari masa ke masa lewat artikel berikut ini.
Pakar gizi dari Kanagawa Institute of Technology Jepang Profesor Naomi Aiba menyebutkan, menu makan siang anak sekolah di Jepang mengalami banyak perubahan, sejak kali pertama diperkenalkan sampai sekarang.
“Awalnya menggunakan pola makan seimbang dengan menu tradisional Jepang, lalu sempat terdampak perang dunia, sampai menu seperti sekarang,” jelas Aiba, di forum kuliah terbuka Dietary Education Shokuiku yang digelar Yakult, di Tokyo (25/5/2023).
Berikut potret transformasi menu makan siang ala Shokuiku di Jepang sejak kali pertama sampai saat ini:
Pada abad ke-19, program makan siang kali pertama disediakan Konfederasi Buddhis untuk anak-anak miskin di sekolah dasar di Kota Tsuruoka, Prefektur Yamagata.
Menu makan siang tersebut berupa hidangan tradisional khas Jepang seperti nasi kepal, ikan asin berbasis salmon, dan acar sayur.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.