Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Macam Efek Samping Obat Antibiotik yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 09/06/2023, 21:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Antibiotik dapat menyebabkan sejumah efek samping, meski umumnya aman sebagai obat infeksi bakteri.

Mengutip Medical News Today, efek samping obat ini biasanya ringan dan akan berhenti begitu Anda menyelesaikan pengobatan.

Jarang antibiotik menyebabkan efek samping yang parah. Efek samping parah disebut anafilaksis, seperti kesulitan bernapas, nyeri dada, atau tenggorokan terasa mengganjal.

Selanjutnya, artikel ini akan mengulas secara ringkas macam efek samping obat antibiotik.

Baca juga: Kenali Obat Antibiotik, Kegunaan, Jenis, dan Efek Sampingnya

Apa saja efek samping obat antibiotik?

Disari dari Medical News Today dan NHS, berikut berbagai efek samping obat antibiotik:

  • Masalah pencernaan

Efek samping obat diabetik bisa terkait dengan pencernaan, seperti mual, muntah, diare, kembung, kehilangan selera makan, atau kram perut.

Sebagian besar masalah pencernaan efek samping obat ini hilang setelah Anda menyelesaikan pengobatan.

Namun jika sampai menyebabkan diare berdarah, sakit perut parah, atau muntah terus-menerus, Anda perlu, Anda harus segera berhenti minum obat itu dan beritahu dokter kondisi Anda.

  • Infeksi jamur

Antibiotik bekerja untuk membunuh bakteri berbahaya. Namun, obat ini terkadang juga membunuh serta bakteri baik yang melindungi tubuh dari infeksi jamur.

Itu bisa mengganggu keseimbangan flora alami tubuh.

Akibatnya, Anda bisa mengalami infeksi jamur pada mulut, saluran pencernaan, atau vagina, sebagai efek samping obat.

Contohnya, infeksi jamur vagina serta sariawan di mulut dan tenggorokan.

Untuk mengatasi efek samping itu, dokter biasanya akan memberikan obat antijamur, seperti nistatin.

Baca juga: 8 Jenis Obat Antibiotik dan Kegunaannya

  • Interaksi obat

Obat ntibiotik bisa berinteraksi dengan obat atau suplemen tertentu yang juga sedang Anda konsumsi.

Gejala interaksi obat biasanya ringan, tetapi kadang bisa juga berakibat fatal.

Gejala interaksi obat antibiotik meliputi mual, merasa sangat lelah, atau sangat energik.

Beberapa obat atau suplemen yang bisa berinteraksi dengan obat antibiotik, seperti:

    • Doxycycline
    • Erythromycin
    • Metronidazole
    • Tinidazole
    • Isoniazid
  • Fotosensitivitas

Beberapa obat antibiotik dapat menyebabkan fotosensitifitas, seperti ciprofloxacin, doxycycline, dan levofloxacin.

Gejala fotosensitifitas, meliputi:

  • Perubahan warna pada kulit, mirip dengan efek sengatan matahari
  • Peradangan
  • Gatal
  • Lepuh yang gatal
  • Plak kering pada kulit

Baca juga: 5 Kegunaan Obat Antibiotik dalam Melawan Infeksi Bakteri

  • Noda

Efek samping obat antibiotik juga termasuk munculnya noda pada kulit, kuku, gigi, dan tulang.

Efek samping tersebut biasa terjadi dari penggunaan jenis antibiotik tetrasiklin.

Efek noda pada gigi orang dewasa tidak dapat dipulihkan karena gigi mereka tidak tumbuh kembali.

Sementara, efek pada tulang bisa hilang karena tulang beregenerasi secara terus-menerus.

  • Reaksi alergi

Beberapa orang memiliki alergi terhadap obat antibiotik, terutama penisilin dan sefalosporin.

Dalam kebanyakan kasus, reaksi alergi yang terjadi ringan hingga sedang, meliputi:

    • Ruam kulit dan gatal
    • Batuk
    • Mengi
    • Tenggorokan terasa mengganjal yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas

Reaksi alergi antibiotik umumnya ringan hingga sedang ini biasanya berhasil diobati dengan mengonsumsi antihistamin.

Namun dalam kasus yang jarang terjadi, reaksi alergi juga bisa beralngsung parah, yang disebut sebagai anafilaksis.

Anafilaksis dapat memengaruhi detak jantung, perasaan gelisah, pembengkakan pada wajah, mengi parah, tekanan darah rendah, dan kejang.

Baca juga: 6 Efek Samping Antibiotik dan Cara Mengatasinya

  • Penyakit ginjal

Banyak menggunakan obat antibiotik dapat menyebabkan efek samping pada kesehatan ginjal Anda.

Ginjal bekerja membersihkan darah dari limbah yang tidak terpakai lagi oleh tubuh, termasuk antibiotik.

Ketika ginjal tidak bekerja dengan baik, obat ini dapat menumpuk dan menyebabkan kerusakan ginjal lebih lanjut.

Efek samping ini sering terjadi pada penderita penyakit ginjal. Oleh karena itu, dokter selalu memeriksa fungsi ginjal Anda dengan tes darah sebelum meresepkan antibiotik.

  • Resistensi antibiotik

Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri mengembangkan kemampuan untuk mengatasi kemampuan antibiotik.

Resistensi antibiotik biasa terjadi karena pengunaan obat yang berlebihan dalam beberapa tahun.

Beberapa infeksi yang disebabkan oleh strain bakteri yang resisten tidak merespons obat antibiotik yang ada.

Infeksi yang resisten terhadap antibiotik bisa parah dan berpotensi mengancam jiwa.

Jika Anda mengalami efek samping obat antibiotik yang parah Anda harus segera menghubungi dokter Anda untuk bisa dicek dan mengganti resep Anda.

Baca juga: Mengenal Resistensi Antibiotik dan Cara Mencegahnya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau