KOMPAS.com - Benturan kepala pada anak balita dapat menimbulkan risiko berbahaya.
Anak balita, terutama yang sedang belajar merangkak atau berjalan, belum memiliki kemampuan fisik dan keseimbangan tubuh yang stabil.
Mengutip Healthline, mereka sedang dalam masal pertumbuhan dan perkembangan fisik. Kepala mereka pada periode usia ini kecenderungan secara proposional lebih berat dari tubuhnya.
Baca juga: Waspadai Cedera Kepala pada Anak yang Memiliki Efek Jangka Panjang
Sehingga, bayi lebih mudah kehilangan keseimbangan yang membuatnya sering jatuh dan kepalanya terbentur.
Selain itu, kekuatan dan kemampuan fisik bayi terus berubah yang memengaruhi stabilitas dan koordinasinya.
Misalnya, ketika bayi yang merangkak belajar berjalan dan berlari. Ia bisa saja melewati permukaan yang tidak rata yang membuat tersandung atau terjungkir.
Balita juga senang mencoba-coba dengan melakukan tindakan lebih berani, seperti memanjat atau melompat hanya untuk mendaptkan sensasi. Itu membuat risiko benturan kepala pada mereka tinggi.
Baca juga: 5 Bahaya Benturan di Kepala yang Perlu Diwaspadai
Penyebab benturan kepala pada anak balita yang paling umum meliputi:
Tingkat bahaya benturan kepala pada anak balita Anda dapat dipengaruhi oleh ketinggian tempat ia jatuh.
Jika anak Anda jatuh dari jarak yang lebih tinggi, ia berisiko lebih besar mengalami cedera kepala serius.
Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang bahaya benturan kepala pada anak balita, yang dikategorikan dalam jenis cedera.
Baca juga: Bagaimana Benturan di Kepala Bisa Sebabkan Kematian?
Mengutip Healthline, benturan kepala bisa menyebabkan cedera kepala, meliputi benjolan kecil dan cedera otak traumatis.
Sebagian besar cedera kepala pada bayi akibat jatuh masuk dalam kategori ringan.
Cedera kepala ringan adalah cedera yang memiliki luka tertutup, tidak terdapat patah tulang tengkorak atau luka pada otak.
Namun, benturan kepala juga bisa menyebabkan sayatan atau laserasi pada kepala si kecil. Ini bisa mengakibatkan pendarahan yang signifikan.