Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Benturan Kepala pada Anak Balita yang Harus Diwaspadai

Kompas.com - 14/06/2023, 14:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Benturan kepala pada anak balita dapat menimbulkan risiko berbahaya.

Anak balita, terutama yang sedang belajar merangkak atau berjalan, belum memiliki kemampuan fisik dan keseimbangan tubuh yang stabil.

Mengutip Healthline, mereka sedang dalam masal pertumbuhan dan perkembangan fisik. Kepala mereka pada periode usia ini kecenderungan secara proposional lebih berat dari tubuhnya.

Baca juga: Waspadai Cedera Kepala pada Anak yang Memiliki Efek Jangka Panjang

Sehingga, bayi lebih mudah kehilangan keseimbangan yang membuatnya sering jatuh dan kepalanya terbentur.

Selain itu, kekuatan dan kemampuan fisik bayi terus berubah yang memengaruhi stabilitas dan koordinasinya.

Misalnya, ketika bayi yang merangkak belajar berjalan dan berlari. Ia bisa saja melewati permukaan yang tidak rata yang membuat tersandung atau terjungkir.

Balita juga senang mencoba-coba dengan melakukan tindakan lebih berani, seperti memanjat atau melompat hanya untuk mendaptkan sensasi. Itu membuat risiko benturan kepala pada mereka tinggi. 

Baca juga: 5 Bahaya Benturan di Kepala yang Perlu Diwaspadai

Penyebab benturan kepala pada anak balita yang paling umum meliputi:

  • Jatuh dari tempat tidur, kursi, atau meja
  • Jatuh dari pengkuan atau gendongan pengasuh
  • Jatuh dari anak tangga
  • Kepeleset jatuh ke belakang
  • Tersandung jatuh ke depan
  • Jatuh saat menggunakan baby walker

Tingkat bahaya benturan kepala pada anak balita Anda dapat dipengaruhi oleh ketinggian tempat ia jatuh.

Jika anak Anda jatuh dari jarak yang lebih tinggi, ia berisiko lebih besar mengalami cedera kepala serius.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang bahaya benturan kepala pada anak balita, yang dikategorikan dalam jenis cedera.

Baca juga: Bagaimana Benturan di Kepala Bisa Sebabkan Kematian?

Jenis cedera kepala pada anak

Mengutip Healthline, benturan kepala bisa menyebabkan cedera kepala, meliputi benjolan kecil dan cedera otak traumatis.

Sebagian besar cedera kepala pada bayi akibat jatuh masuk dalam kategori ringan.

Cedera kepala ringan adalah cedera yang memiliki luka tertutup, tidak terdapat patah tulang tengkorak atau luka pada otak.

Namun, benturan kepala juga bisa menyebabkan sayatan atau laserasi pada kepala si kecil. Ini bisa mengakibatkan pendarahan yang signifikan.

Gejala cedera kepala ringan yang paling umum adalah muncul pembengkakan dan benjolan atau memar pada kulit kepala.

Selain itu, gejalanya bisa meliputi:

    • Sakit kepala
    • Rasa tidak nyaman di kepala
    • Lebih rewel dari biasanya
    • Sulit tidur

Menggutip Verywell Family, sekitar 90 persen cedera kepala pada anak balita dianggap ringan dan biasanya hanya diperlukan perawatan rumahan.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Kepala Dipukul dengan Keras?

  • Cedera kepala sedang hingga berat

Benturan kepala pada anak balita yang masuk dalam cedera kepala sedang hingga berat, jika melibatkan:

    • Patah tulang tengkorak
    • Memar otak
    • Gegar otak (ketika otak terguncang)
    • Pendarahan di otak di sekitar lapisan yang mengelilingi otak

Mengutip Verywell Health, gegar otak adalah cedera otak yang terjadi ketika benturan kuat ke kepala menyebabkan jaringan otak lunak memantul ke tengkorak yang keras.

Perombakan itu dapat merusak sel-sel otak, biasanya hanya dalam waktu singkat.

Gegera otak dapat memengaruhi banyak bagian otak, menyebabkan masalah pada fungsi organ.

Baca juga: Pertolongan Pertama untuk Cedera Kepala

Tanda-tanda gegar otak pada anak meliputi berikut:

    • Sakit kepala
    • Penurunan kesadaran
    • Perubahan kewaspadaan
    • Mual dan muntah

Benturan kepala pada anak yang parah dapat melibatkan patah tulang tengkorak, yang menakan otak.

Itu bisa menyebabkan pembengkakan, memar, atau pendarahan di sekitar atau di dalam otak anak Anda.

Ini adalah keadaan paling serius dari cedera kepala, yang memerlukan penanganan medis darurat.

Perawatan medis sangta penting diberikan sesegera mungkin untuk mengurangi potensi kerusakan otak jangka panjang dan hilangnya fungsi kognitif.

Anda sebagai orang tua jangan ragu untuk menghubungi dokter anak Anda untuk mendapatkan nasihat tentang apa yang harus dilakukan agar anak kembali sehat.

Baca juga: 12 Cara Sederhana Mengatasi Sakit Kepala Tanpa Obat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com