-
Perubahan neurokognitif otak
Berikut perubahan pada neurokognitif otak anak sebagai dampak sering dibentak:
-
- Bentakan dan kekerasan verbal yang intens menyebabkan peningkatan volume materi abu-abu di gyrus temporalis superior.
- Bentakan memengaruhi area wernicke dan frontal otak pada orang dewasa muda yang mengakibatkan perubahan fungsi eksekutif dan perkembangan bahasa yang tidak normal.
- Bentakan menyebabkan penurunan nilai fractional anisotropy di daerah fasikulus arkuata otak.
- Berteriak menghasilkan gangguan perkembangan korteks asosiasi pendengaran. Sehingga, mengakibatkan penurunan kemampuan pemrosesan bahasa.
- Berteriak menghasilkan perubahan signifikan dalam integritas jalur saraf di otak manusia yang berdampak negatif pada pemrosesan bahasa dan perkembangan bicara.
- Berteriak meningkatkan aktivitas daerah amigdala di otak yang bertanggung jawab atas reaksi emosional.
- Berteriak meningkatkan pelepasan hormon dan neurotransmiter terkait stres di otak.
- Berteriak meningkatkan ketegangan otot saat otak memberi sinyal ke sistem limbik untuk respons fight-flight.
Baca juga: Manfaat Tidur Siang untuk Perkembangan Otak Anak yang Sayang Diabaikan
-
Perubahan neuropsikologis otak
Berikut perubahan pada neuropsikologis otak anak sebagai dampak sering dibentak:
-
- Mengalami bentakan mengakibatkan penurunan IQ verbal dan indeks pemahaman verbal pada anak.
- Bentakan dan kekerasan verbal lainnya memengaruhi tingkat depresi, disosiasi, dan iritabilitas limbik.
- Neurokognitif yang berubah akibat bentakan, akan menyebabkan psikopatologi berupa somatisasi dan kecemasan.
- Mengalami teriakan di tahun-tahun awal kehidupan mengakibatkan gangguan keterampilan komunikasi dan perkembangan bahasa.
- Bentakan yang berlebihan mendorong tubuh mengeluarkan reaksi emosional dan menganggap lingkungan tidak menyenangkan. Itu dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas amigdala dan sistem limbik setelah menerima bentakan.
Baca juga: Sarapan Bisa Mengubah Otak Anak Menjadi Seperti Ini
Bentakan yang menyebabkan sejumlah masalah psikologis, yang berkembang terkait dengan perilaku terbuka maupun tersembunyi telah dipelajari oleh banyak peneliti.
Secara garis besar, anak yang sering dibentak dan mendapatkan kekerasan verbal menyebabkan banyak perubahan neurokognitif dan neuropsikologis pada otaknya.
Perubahan struktural di hippocampus, amigdala, dan materi abu-abu mengubah perilaku anak dan keadaan neurokimia tubuhnya.
Dalam praktiknya, seperti yang dikutip dari Psychology Spot, penyebab yang membuat kita sebagai orangtua berteriak bukanlah perilaku anak, melainkan ketidakmampuan kita untuk menghadapi situasi tersebut.
Itu mungkin karena sumber daya kognitif dan emosional kita terkuras.
Banyak orangtua yang menyadari bahwa di balik bentakan, mereka menyembunyikan stres dan kelelahan yang menumpuk tak teratasi.
Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Perkembangan Otak Anak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.